Belum Bayar Penyaluran Beras, Pemerintah Utang ke Bulog 39 M

Jumat, 29 November 2019 14:41 WIB

Stok beras di gudang Bulog Jakarta.(dok.Kementan)

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi mengatakan hingga kini pemerintah masih berutang pada perusahaan pelat merah itu sebesar Rp 39 miliar. Nilai itu adalah yang harus dibayarkan pemerintah untuk penyaluran cadangan beras (CBP) sebanyak 4.317 ton ke korban bencana alam.

"Jadi hampir Rp 39 miliar beras yang kami keluarkan berpotensi tidak akan dibayar. Karena cantolan (aturannya) di Kemenkeu gak bisa dibayar tanpa ada Permensos," kata Tri Wahyudi di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat, 29 November 2019.

Tri menjelaskan, belum terbitnya Peraturan Menteri Sosial atau Permensos yang mengatur pencairan uang ganti ke Bulog itu yang mengganjal selama ini. Sebab, yang ada saat ini baru ada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 88 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Cadangan Beras Pemerintah.

Jika Permensos itu tak kunjung dirilis, Tri khawatir, hal ini akan menjadi temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). "Kami melaksanakan tugas sesuai program pemerintah, tapi di sisi lain Kementerian tidak segera melengkapi regulasi sebagai dasar pembayaran itu masalah," ucapnya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, saat ini perseroan membatasi pembelian beras dalam negeri karena sedang terlilit utang dengan jumlah besar. Sampai dengan 18 November 2019, Bulog baru menyerap 1,14 juta ton beras atau hanya 63,6 persen dari target tahun ini.

"Posisi utang kita hampir Rp 28 triliun," ujar Buwas di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 21 November 2019.

Adapun sebenarnya, target pengadaan beras oleh Bulog tahun ini sebesar 1,8 juta ton. "Bukan tidak mau (menyerap), tetapi kami akan terbebani dengan utang kalau kami menyerap dalam jumlah banyak. Karena sampai sekarang belum ada jaminan untuk pengganti uang," Buwas menambahkan.

Dalam menyerap beras dalam negeri, Buwas mengatakan, Bulog menggunakan pinjaman pendanaan dari perbankan dengan bunga komersil. Hal ini membuat utang BUMN ini terus membengkak hingga mencapai Rp 28 triliun.

Buwas menjelaskan, pihaknya sedang mengalami kesulitan dalam melunasi utang BUMN ini. Pada saat yang sama, Bulog juga masih harus melakukan penyerapan beras para petani setiap hari. Namun di sisi lain, penyaluran beras untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) terhalang, dan hanya berdasarkan arahan pemerintah beras Bulog bisa disalurkan.

"Yang jelas dengan kita menyerap tiap hari, berarti utang kita tambah lagi tuh, sedangkan penyalurannya belum ada karena BPNT tidak mutlak kita. Ya nanti kita pikirkan cara bayar utangnya," kata Buwas.

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

1 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

2 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

3 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

4 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

4 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

5 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

5 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya