Kemendag Percepat Pembahasan 3 Item Kesepakatan GSP di AS

Senin, 25 November 2019 13:28 WIB

Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mencapai 5,3 persen. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kementeian Perdagangan atau Kemendag yang dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga baru saja mengelar kunjungan ke New York dan Washington DC, Amerika Serikat pada 16-21 November 2019. Dalam kunjungan itu, Kemendag khusus membahas fasilitas Generalized System of Preferences (GSP).

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan usai mengelar pertemuan tersebut fasilitas GSP yang diberikan telah menemui titik terang. Menurut dia, dari total 9 item yang masuk pembahasan, tinggal 3 item yang belum rampung.

"Tinggal tiga hal yang akan disepakti dan diputuskan, yakni lisensi (izin), re-asuransi dan lokalisasi data. Ini tentu progress yang cepat, tinggal hal teknis penyelerasan dokumen," kata Jerry saat mengelar konferensi pers di kantornya, Senin 25 November 2019.

Adapun fasilitas GSP merupakan fasilitas berupa penyelesaian bea masuk bagi barang impor senilai 0 persen. Fasilitas ini diberikan khusus kepada negara yang masih masuk sebagai negara berkembang (middle income country) atau negara miskin.

Kemendag mencatat, lewat GSP, Indonesia telah mengimpor sebanyak 836 jenis produk dari total yang tersedia 3.572 produk yang diberikan fasilitas. Dari total itu, ada 20 produk yang nilainya mencapai lebih dari 50 persen dari total volume ekspor Indonesia ke AS atau senilai US$ 1,6 miliar.

Advertising
Advertising

Beberapa produk yang masuk 20 volume ekspor ke AS lewat fasilitas GSP diantaranya adalah, ban, kulit dan produk kulit, dan perhiasan dan elektronik. Adapula, produk karet makanan dan minuman olahan, produk kayu, mesin-mesin hingga alat musik.

Jerry juga menyoroti mengenai item lokalisasi data yang sampai saat ini masih belum mencapai kesepakatan. Hal ini terjadi salah satunya, karena item tersebut berkaitan dengan kebijakan yang ada pada lembaga lain seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Karena itu, kini Kemendag tengah mendorong supaya institusi yang berkaitan tersebut memiliki perspektif yang sama sehingga cepat dalam proses penyelesaian GSP. Apalagi, dengan selesainya kesepakatan GSP nantinya akan sangat menguntungkan bagi Indonesia.

"Jika kesepakatan GSP rampung maka manfaatnya bukan hanya untuk Amerika Serikat tetapi juga peningkatan ekspor yang masif dari Indonesia. Kami optimis, karena kesepakatan GSP sangat strategis," kata Jerry.

Berita terkait

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

18 jam lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

19 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

2 hari lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Daftar Harga Kebutuhan Pokok Terkini, Bawang Merah dan Gula Meroket

7 hari lalu

Daftar Harga Kebutuhan Pokok Terkini, Bawang Merah dan Gula Meroket

Harga sejumlah kebutuhan pokok terpantau naik pada hari ini. Sejumlah bahan pangan itu adalah bawang, cabai daging, gula pasir, ikan dan garam.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

8 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya