Airlangga: Peluang BI Turunkan Bunga Acuan Masih Terbuka

Jumat, 22 November 2019 11:34 WIB

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersiap mengikuti ASEAN Economic Community (AEC) Council Meeting ke-18 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Kamis, 31 Oktober 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai peluang Bank Indonesia atau BI untuk menurunkan suku bunga masih cukup terbuka. Salah satu pertimbangannya ialah tren penurunan inflasi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2019 mencatat angka inflasi sebesar 3,13 persen (yoy). Angka ini masih berada pada kisaran target yang ditetapkan oleh Pemerintah dan BI sebesar 2,5 hingga 4,5 persen pada 2019.

Selain itu, stabilitas rupiah terhadap dolar AS masih terjaga pada kisaran Rp 14.000 per dolar AS. Faktor-faktor tersebut juga didukung oleh suku bunga yang ditetapkan BI saat ini sebesar 5 persen masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain seperti Filipina sebesar 4 persen, Malaysia sebesar 3 persen, dan Thailand sebesar 1,5 persen.

"Demikian pula halnya secara riil. Suku bunga rill di Indonesia masih menarik dibandingkan dengan Thailand dan Taiwan, dan sama menariknya dengan Malaysia," kata Airlangga seperti dikutip dari siaran pers, Kamis, 21 November 2019.

Secara umum, kata Airlangga, pemerintah mendukung keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga kebijakan BI 7 Days Repo Rate (RR) pada level 5 persen. Hal ini dinilai tepat mengingat masih tingginya risiko global.

Advertising
Advertising

Menurut Airlangga, keputusan BI dinilai sudah tepat mengingat tekanan dari sektor eksternal masih cukup besar. Hal ini utamanya berasal dari tingginya risiko global seiring masih adanya ketidakpastian dari kesepakatan dagang antara Cina dan AS.

Meski tekanan inflasi di dalam negeri menunjukkan tren menurun dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level yang relatif stabil, Airlangga mengatakan BI kemungkinan masih memandang risiko eksternal masih cukup tinggi. Selain itu, berlarut-larutnya proses keluarnya Inggris dari Eropa (Brexit) juga menambah ketidakpastian tersebut.

<!--more-->

BI, kata Airlangga, tentunya telah mempertimbangkan berbagai faktor dalam keputusannya, baik faktor domestik maupun internasional. "Keputusan mempertahankan suku bunga saya rasa merupakan keputusan optimal."

Selain itu, Airlangga juga mengapresiasi langkah penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang dilakukan. Ia menilai penurunan ini dilakukan guna menjaga kecukupan likuiditas di pasar keuangan.

Lebih lanjut, Airlangga berharap agar kebijakan BI secara efektif diikuti oleh sektor perbankan dan keuangan. Hal ini agar tren penurunan suku bunga kebijakan BI bisa segera ditransmisikan ke suku bunga kredit atau pembiayaan sehingga ke depannya menjadi stimulus bagi dunia usaha di tengah ancaman perlambatan ekonomi global.

Beragam program yang dijalankan oleh pemerintah saat ini, kata Airlangga, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Tidak hanya memerlukan dukungan dari sisi fiskal tetapi juga sisi moneter dari BI”, tuturnya.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilakukan kemarin, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga BI 7 Days Repo Rate (RR) pada level 5 persen, di mana deposit facility rate dipertahankan tetap pada level 4,25 persen dan lending facility rate pada level 5,75 persen.

Selain mempertahankan suku bunga acuan, RDG BI juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps menjadi masing-masing 5,5 persen dan 4 persen.

BISNIS

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

9 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

11 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

13 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

17 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

1 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

3 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

3 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya