Jika Kilang Cilacap Buntu, ESDM Tawari Aramco di Tempat Lain
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 19 November 2019 19:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) Mineral Djoko Siswanto mengatakan pemerintah telah menyiapkan alternatif penawaran lain kepada Saudi Aramco bila tidak mencapai titik temu soal proyek kilang minyak di Cilacap.
"Ada beberapa alternatif penawaran kepada Aramco. Nanti lihat hasil penilaian aset valuasi kalau deal jalan, kalau enggak, ada penawaran bangun di wilayah lain," ujar Djoko di Kantor Kementerian Maritim dan Investasi, Jakarta, Selasa, 19 November 2019.
Djoko mengatakan penawaran proyek baru itu adalah alternatif kalau Aramco tak juga bersepakat dengan valuasi kilang di Cilacap. Perusahaan minyak asal Timur Tengah itu dipersilakan untuk memilih proyek kilang, misalnya di Dumai atau Balikpapan. Akan kami tawari," ujar dia.
Di tempat yang sama Menteri ESDM Arifin Tasrif berharap perkara kerja sama proyek kilang Cilacap bersama Aramco bisa rampung dalam waktu dekat. "Sudah mulai ada titik cerah, tunggu saja beberapa waktu, sedikit lagi."
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir meminta kesepakatan valuasi proyek kilang minyak Cilacap yang akan digarap PT Pertamina (Persero) bersama Saudi Aramco segera rampung. Ia menargetkan penghitungan valuasi aset oleh Saudi Aramco kelar pada Desember nanti.
"Sampai Desember kami lihat sepakat atau tidak. Kalau tidak, kami cari alternatif lain," ujar Erick Thohir di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa, 29 Oktoner 2019.
Aramco dan Pertamina bersepakat menjajaki usaha patungan sejak 2014. Sebelum melanjutkan kerja sama lebih jauh, keduanya lebih dulu menghitung valuasi aset. Namun, bertahun-tahun, perhitungan itu tidak kunjung menemui kesepakatan.
Hingga 2019, keduanya masih berkukuh menggunakan penghitungan valuasinya masing-masing. Rencana perusahaan patungan Pertamina dan Aramco untuk menggarap kilang minyak Cilacap itu pun tak kunjung menemui kepastian.
<!--more-->
Sedianya, akhir Oktober lalu, joint venture development agreement kedua pihak memasuki masa jatuh tempo agar segera ada titik cerah. Namun rupanya, Aramco belum kelar jmuga. Perpanjangan waktu pun diberikan kembalk hingga akhir tahun, setelah Pertamina dan Aramco menundanya berulang-ulang.
Pertamina sebelumnya merencanakan peningkatan kapasitas kilang Cilacap dari 348 ke 400 ribu barel minyak mentah per hari. Tingkat kompleksitas kilang juga bertambah sehingga Pertamina bisa menambah kapasitas produk petrokimianya. Nilai investasi proyek diperkirakan sebesar US$ 5,5-6 miliar.
Dalam proyek ini, Pertamina hanya menyetor modal sebesar 55 persen. Berdasarkan catatan Tempo, aset kilang yang ada bernilai 40 persen dari total kebutuhan setoran. Kekurangannya akan ditutupi Pertamina dari pinjaman luar negeri.
Erick memastikan Indonesia masih memberikan kesempatan bagi Saudi Arabia. Ketimbang memprioritaskan mencari partner lain untuk menggarap kilang, ia memilih mendorong kedua negara menyelesaikan kesepakatannya.
"Bisa cari partner lain juga, tapi kami usahakan yang sudah disepakati oleh kedua negara," tutur Erick Thohir.
CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ROBBY IRFANY