Gejala Deindustrialisasi Prematur, Pemerintah Didesak Bertindak

Selasa, 19 November 2019 12:29 WIB

Pekerja menjalankan mesin tenun listrik di pabrik kain Desa Padamulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Pemerintah menargetkan ekspor produk TPT tahun 2019 mencapai USD 15 miliar atau naik 11 persen dibanding tahun lalu. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menilai masalah perlambatan aliran investasi menuju sektor manufaktur perlu segera diselesaikan oleh pemerintah. Sebab, dari data yang ada terlihat Indonesia mulai mengalami fase deindustrialisasi di mana kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB terus turun dari tahun ke tahun.

Pada 2008, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB tercatat pada angka 27,81 persen. Namun, per kuartal ketiga tahun 2019 data menunjukkan bahwa kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB tinggal 19,82 persen.

Hal yang sama juga tampak pada realisasi investasi. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per kuartal ketiga tahun 2019 menunjukkan bahwa investasi menuju sektor manufaktur terus turun dari Rp 335,8 triliun pada 2016 menjadi tinggal Rp 147,3 triliun terhitung sejak Januari hingga September 2019.

"Kita lihat semua negara kontribusi manufakturnya menurun kecuali Vietnam yang meningkat. Kalau tidak ada tindakan kita akan terkejar oleh Vietnam," ujar Andry, Senin, 18 November 2019.

Andry menjelaskan bahwa Indonesia saat ini mengalami deindustrialisasi prematur dan hal ini perlu segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Jika tak segera ditindaklanjuti, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi tetap tertahan pada angka 5 persen.

Advertising
Advertising

Karena bagaimanapun sektor manufaktur merupakan sektor yang memiliki multiplier effect paling tinggi. Lebih lanjut, dapat dilihat pula bahwa investor asing yang masuk lebih memilih untuk berinvestasi ke sektor jasa dibandingkan dengan sektor manufaktur.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika mengatakan secara nominal sesungguhnya realisasi investasi di Indonesia sudah cukup baik. Hal ini terutama terkait dengan investasi menuju sektor manufaktur yang langsung menghasilkan produk hilir.

<!--more-->

Meski demikian, investasi menuju sektor manufaktur yang mampu mengolah komoditas mentah menjadi produk setengah jadi masih kurang. Akibatnya, investasi yang masuk masih belum bisa menyelesaikan masalah defisit neraca dagang dimana Indonesia banyak sekali mengimpor produk mentah untuk diolah menjadi barang jadi ataupun setengah jadi.

"Jadi pemerintah perlu memastikan bagaimana dalam transformasi ekonomi ini backward linkage sektor manufaktur perlu kita urus dan ini perlu dipetakan baik oleh pusat maupun daerah. Jadi bukan meningkatkan tetapi menyeleksi investasi," ujar Ahmad.

Kedua, Indonesia juga perlu menyiapkan insentif yang spesifik dan tepat sasaran sehingga mampu meyakinkan investor untuk berinvestasi pada sektor atau lokasi tertentu yang memang dipandang oleh pemerintah perlu dikembangkan.

Indonesia dinilai perlu mencontoh Vietnam dan Thailand yang memberikan insentif khusus apabila ada investor yang mau masuk ke sektor-sektor ataupun lokasi-lokasi yang tidak populer.

Ahmad mencontohkan, Thailand sudah menyiapkan suatu insentif fiskal bagi investor yang mau berinvestasi di lokasi yang tertinggal dan memiliki pendapatan per kapita rendah. Hal ini belum dilakukan oleh Indonesia karena program yang dikeluarkan oleh pemerintah masih cenderung tidak berfokus.

"Beberapa daerah ada yang memiliki potensi besar, tapi apakah pemerintah pusat dan daerah sudah mau menyiapkan insentif dengan detail? Kalau tidak dirombak dengan meyakinkan maka jangan pernah mimpi penyebaran investasi ini bisa tercapai dalam jangka pendek," kata Ahmad.

<!--more-->

Masalah berkurangnya investasi menuju sektor manufaktur sesungguhnya sudah disadari oleh pemerintah. Dari target realisasi investasi BKPM sebesar Rp 886 triliun pada 2020, pemerintah menargetkan 36,2 persen atau Rp 320,73 triliun terealisasi menuju sektor manufaktur.

Target investasi menuju sektor manufaktur tersebut tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020 sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 61/2019. Meski terdapat target yang tinggi, masih belum jelas usaha apa yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan investasi di sektor manufaktur.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani mengatakan bahwa sektor manufaktur merupakan bagian dari sektor yang menjadi fokus pemerintah pada tahun depan.

BKPM akan melakukan promosi menggunakan metode redcarpeting dengan cara memetakan keunggulan dari investor terkait dan akan mengarahkan investor untuk membangun pabrik di lokasi yang mampu menyediakan bahan baku yang dibutuhkan. "Kita akan coba kluster potensi dari negara terkait dan bagaimana kita bisa menyediakan kebutuhan dari investor," ujar Farah.

Hal senada disampaikan oleh Pelaksana Tugas Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Yuliot. Ia menyatakan pihaknya akan menyegerakan investasi sebesar Rp700 triliun yang sebelumnya disebut oleh Kepala BKPM Bahlil Lahadalia tidak kunjung terealisasi akibat permasalahan perizinan.

Menurut Yuliot, investasi yang terhambat tersebut kebanyakan menuju sektor manufaktur sehingga sangat perlu untuk segera direalisasikan karena memiliki banyak di antaranya yang mampu memproduksi barang substitusi impor. "Kalau berhasil terealisasi maka ini akan meningkat pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sehingga pertumbuhan ekonomi juga akan terangkat ke 6 persen."

BISNIS

Berita terkait

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

29 menit lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

14 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

14 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

17 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

21 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

2 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya