Bukan Ahok, Dahlan Iskan Sebut Nama Ini Lebih Cocok Jadi Bos BUMN

Senin, 18 November 2019 07:21 WIB

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok tiba di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Ahok menghadiri acara pelantikan Anggota DPRD DKI Jakarta. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan justru menyebut seorang tokoh lain kala mengulas soal kabar penunjukkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai pejabat salah satu perusahaan pelat merah. Tokoh tersebut adalah mantan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

"Saya justru tertarik pada sosok lain. Yang sudah nyata-nyata berhasil menarik benang dan menjaga tepung yaitu Arief Yahya. Ia mantan Menteri Pariwisata yang sayang sekali tidak lagi mendapat kursi hanya karena ia tidak punya partai," ujar Dahlan dalam laman pribadinya, disway.id, Sabtu, 16 November 2019.

Pernyataan Dahlan soal benang dan tepung berkaitan dengan filsafat 'benang berhasil ditarik, tepung tidak terhambur'. Ia mengatakan penerapan filsafat itu kadang kala salah dalam penerapannya, yakni tepung memang tidak terhambur tapi benangnya tidak tercabut. "Banyak perusahaan yang tenang tapi juga tidak maju."

Dahlan Iskan memang mengingatkan pemerintah agar tetap memegang prinsip perusahaan perlu ketenangan. "Perusahaan tidak bisa maju kalau hebohnya lebih besar dari kerjanya," ujar Dahlan. Ia mengatakan perseroan perlu kestabilan, khususnya perusahaan besar.

Ia mengatakan perseroan besar ibarat kapal besar yang mesti tidak mudah dibelok-belokkan. "Memang, bisa juga sukses diraih lewat kehebohan. Tapi sukses seperti itu biasanya hanya di permukaan. Dan untuk jangka pendek," tutur Dahlan.

Advertising
Advertising

Dalam tulisannya, Dahlan mengatakan Arief Yahya adalah menteri yang tidak menimbulkan kehebohan tetapi memiliki hasil nyata. "Target tercapai dan bisa meletakkan pondasi," ujar dia. Hal tersebut berbeda dengan karakter pemimpin yang mementingkan sukses jangka pendek atau pemimpin yang hanya bisa meletakkan pondasi.

Menurut Dahlan, Arief Yahya bisa mengerjakan dua-duanya tanpa perlu heboh-heboh. Sehingga, pada 2019 ini pariwisata diklaim bisa mencetak US$ 20 miliar. "Jenis orang seperti Arief Yahya itulah yang saya maksud dengan orang yang berprestasi, bahkan di bidang yang berbeda sama sekali pun," tutur dia.

Dalam tulisan yang sama, Dahlan juga sempat melontarkan sebuah pertanyaan soal rencana penunjukkan Ahok. "Apakah BTP itu orang berprestasi? Sehingga akan ditempatkan di salah satu BUMN?" tulis Dahlan. Pertanyaan itu menyambung pernyataan awal Dahlan dalam tulisannya bahwa orang berprestasi cenderung sukses ditempatkan di mana pun. Ia mengatakan kesimpulan itu datang dari pengalaman panjangnya 30 tahun menggeluti dunia manajemen.

Menurut Dahlan, rencana penunjukkan Ahok sebagai pejabat di BUMN adalah langkah yang sangat baik, bila bekas Gubernur DKI Jakarta memang dianggap sebagai orang berprestasi. Terlepas siapa pun Ahok, bagaimana latar pendidikannya, hingga perjalanan karirnya.

"Bagaimana kalau ada penilaian BTP itu hanya berprestasi dalam membuat kehebohan? Terserah yang menilai dan yang diberi nilai," kata Dahlan. Tapi, kalau begitu, menurut dia, maka penempatan Ahok di BUMN adalah sebuah perjudian. Ia pun mempertanyakan apakan BUMN adalah perusahaan yang layak diperjudikan.

Dahlan juga mempertanyakan mengapa isu tersebut sudah membuat heboh. Padahal isu tersebut masih di tingkat rencana, dengan fakta bahwa Ahok telah dipanggil Menteri BUMN Erick Thohir dan pernyataan bekas Bupati Belitung Timur tersebut bahwa ia dipanggil untuk ditempatkan di salah satu BUMN.

"Belum ada indikasi di BUMN mana juga belum jelas sebagai apa. Masih banyak fakta yang harus saya lihat untuk bisa berkomentar lebih panjang," kata Dahlan.

Sebelumnya, dua sumber Tempo di internal Kementerian BUMN membenarkan soal rencana pengangkatan Ahok sebagai komisaris utama Pertamina. Rencananya, Ahok resmi menjabat Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng pada akhir November ini.

Kabar Ahok akan menjadi komisaris utama Pertamina itu merebak setelah bekas Gubernur DKI Jakarta itu datang memenuhi undangan Erick Thohir. Dalam pertemuan selama satu setengah jam itu, Ahok mengaku banyak berdiskusi dengan Erick seputar perusahaan BUMN.

Sebelum meninggalkan Kementerian, Ahok menuturkan dirinya diminta terlibat di salah satu perusahaan pelat merah. Ia pun menerima tawaran itu.

Namun, Ahok mengaku tidak tahu soal jabatan untuknya. "Jabatannya apa dan BUMN mana, saya tidak tahu, silahkan tanya ke Pak Menteri," ucap Ahok, Rabu, 13 November 2019.

CAESAR AKBAR | EKO WAHYUDI | VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

2 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

3 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

4 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

4 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

6 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

7 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

7 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

7 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

8 hari lalu

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

Berikut ini cara download Safe Exam Browser untuk tes online pertama Rekrutmen Bersama BUMN 2024 bagi perangkat Windows atau MacOS.

Baca Selengkapnya