Soal Keuangan Syariah, Ma'ruf Ingin RI Lampaui Mesir dan Malaysia

Rabu, 13 November 2019 14:18 WIB

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan saat meresmikan RSU Syubbanul Wathon di Tegalrejo, Magelang Jawa Tengah, Kamis 7 November 2019. FOTO ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin ingin Indonesia meningkatkan penetrasi pasar keuangan syariah. Ia berharap Indonesia mampu menyalip negara-negara dengan pangsa pasar keuangan syariah yang cukup tinggi. Misalnya Mesir 9,5 persen, Pakistan, 10,4 persen, dan Malaysia 28,2 persen.


"Sampai Januari 2019, market share keuangan di Indonesia termasuk perbankan dan asuransi, baru mencapai 8,6 persen. khusus untuk perbankan syariah baru mencapai 5,6 persen," ujar Ma'ruf kala membua acara Indonesia Sharia Economic Festival di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.

Ma'ruf menegaskan peran ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia masih jauh dibanding dengan ekonomi dan keuangan konvensional. Karena itu, ia menuturkan bahwa berbagai upaya perlu terus dilakukan dalam mengembangkan pangsa pasar tersebut.

"Tapi upaya untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia tidak berarti dilakukan dengan cara yang membenturkan dengan kemajuan ekonomi dan keuangan konvensional," kata dia.

Pasalnya, ia mengatakan Indonesia menganut dual economic system, sehingga dua jenis sistem keuangan mesti saling bersinergi. "Upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah harus dilakukan secara sistematis dan bertahap," tutur Ma'ruf.

Meski tertinggal soal pangsa pasar, Ma'ruf mengatakan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia tergolong sangat pesat. Berdasarkan laporan Islamic Finance Develpment Indicator tahun 2018 Indonesia berada di urutan 10 dari 131 negara dengan pasar keuangan terbesar.

"Indikator IFDI ini Disusun berdasarkan kriteria perkembangan pertumbuhan keuangan syariah secara kuantitatif," kata Ma'ruf. Misalnya saja soal tata kelola pemerintahan, tanggung jawab sosial, pengetahuan, hingga kesadaran masyarakat. Adapun berdasarkan Islamic Financial Industry Stability Report 2018, Indonesia berada di peringkat 9 dalam hal besarnya aset perbankan syariah.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan soal keuangan syariah sebaiknya tidak hanya berfokus kepada perbankan, melainkan juga pasar modal. Ia mengatakan Indonesia adalah salah satu penerbit sukuk terbesar di dunia. "Jadi jangan lihat perbankan saja, lihat sukuk."

Berita terkait

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 jam lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

3 jam lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

9 jam lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Berharap Timnas Indonesia Tampil Konsisten di Semifinal Piala Asia U-23 2024

21 jam lalu

Wapres Ma'ruf Amin Berharap Timnas Indonesia Tampil Konsisten di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Ma'ruf Amin berharap permainan Timnas Indonesia U-23 terus konsisten setelah mengalahkan Korea Selatan pada perempat final Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

1 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

1 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

2 hari lalu

Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Presiden dibantu Wakil Presiden. Presiden juga dibantu para menteri. Lalu, apa bedanya Wapres dengan menteri?

Baca Selengkapnya