Lembaga Riset AS Tuding Data PDB Dimanipulasi, Respons BPS?

Rabu, 6 November 2019 10:28 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto saat jumpa wartawan mengenai perkembangan ekspor dan impor di Gedung BPS Pusat, Jakarta Pusat, Senin 16 Oktober 2017. TEMPO/M. Julnis Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS, Suhariyanto, mengatakan, bahwa dalam menghitung pertumbuhan ekonomi lembaganya selalu mengacu pada manual perhitungan dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam menghitung, BPS juga diawasi oleh forum masyarakat statistik.

Selain itu, kata Suhariyanto, perhitungan PDB tersebut juga dimonitor oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Setiap tahun, tim IMF selalu datang untuk meninjau langsung perhitungan yang dilakukan oleh BPS.

"Dan selama lima tahun berturut-turut, kami dapat statetment bahwa data PDB akurat. Sekarang betul nggak bahwa kita stable? Nggak juga, dari 5,17 persen ke 5,02 persen kan turunnya tajam," kata Suhariyanto saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa, 5 November 2019.

Pernyataan Suhariyanto itu membantah pernyataan yang sebelumnya dikeluarkan oleh sebuah lembaga riset asal Amerika Serikat (AS) bernama Capital Economics. Lembaga tersebut menilai bahwa data yang dikeluarkan oleh BPS mencurigakan.

Menurut Capital Economics, pertumbuhan PDB Indonesia secara mencurigakan tumbuh stabil pada kisaran 5 persen selama lima tahun terakhir. Karenanya, tidak mengejutkan kalau Indonesia kembali tumbuh di kisaran yang sama sepanjang triwulan III tahun ini.

Advertising
Advertising

"Menurut tim pemantau perekonomian kami, seharusnya ekonomi Indonesia tumbuh dalam laju yang lebih lambat," seperti dikutip dalam pernyataan Capital Economics melalui laman resminya.

Menurut Suhariyanto perhitungan PDB terkait pertumbuhan ekonomi saat ini sudah sangat valid. Sebabnya, dalam menghitung PDB, BPS mengikuti semua manual yang mesti dihitung mulai dari konsumsi, inflasi, investasi hingga ekspor dan impor.

Selain itu, data-data yang digunakan oleh BPS sebagian besar merupakan data realisasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah langsung. Misalnya, data terkait konsumsi atau belanja pemerintah, yang didapat langsung dari Menteri Keuangan.

"Saya tunjukkan clear. Misalnya kalau dikumpulkan data sebelumnya, bahwa impor mesin dan perlengkapan itu kan turun dalem banget. Ekonominya berarti gak paham dia. Siapa yang ngomong?," ujar Suhariyanto yang akrab disapa Kecuk ini.

Oleh karena itu , Suhariyanto mengatakan BPS tak akan melakukan memanipulasi data. Sebab, jika hal itu benar dilakukan maka, hal itu berbahaya bukan hanya bagi kredibilitas BPS tetapi juga negara. Jika terbukti, maka negara dan lembaga tersebut tak akan lagi mendapatkan kepercayaan dari dunia internasional.

"Kalau saya sampai melakukan sesuatu, akan ketemu oleh IMF, dan kalau itu terjadi, yang malu bukan hanya BPS, tapi juga kredibilitas dari negara. Karena satu angka nggak dipercaya, menjadi nggak ada trust. Saya tidak akan membiarkan itu," kata dia.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

2 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya