Mau Bikin Merek Usaha Startup Kelas Global? Simak 6 Tips Ini
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 2 November 2019 19:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Merek menjadi identitas utama produk dalam dunia bisnis rintisan atau startup. Dengan tingginya potensi ekonomi global ini, para calon pengusaha pun mesti bersiap untuk membuat mereknya bisa berkecimpung di pasar global.
Client Partners Facebook Companies Aldo Rambie dan Staf Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Erik Saropie pun membagikan sejumlah tips dalam membuat merek agar dapat bersaing di dunia global.
1. Mengetahui masalah
Tips pertama, kata Aldo, adalah mengetahui persoalan yang akan diselesaikan. Dengan demikian para calon pengusaha akan mengetahui produk apa yang akan diciptakan.
Pemetaan persoalan juga membantu para calon pengusaha untuk fokus dalam mengembangkan produknya. "Jadi memang harus fokus karena tidak bisa semuanya diselesaikan," ujar Aldo dalam diskusi pada acara Senyawa+ di M Bloc Space, Jakarta, Sabtu, 2 November 2019.
Erik menambahkan bahwa mengetahui kemampuan diri sendiri akan sangat membantu para calon kreator untuk membuat produknya sendiri. Hal tersebut pun akan membantu entrepreneur untuk mengetahui kebijakan apa yang mesti dilakukan dalam membesarkan produknya.
2. Mengetahui target pasar
Bila sudah mengetahui produk dan merek yang akan dibuat, Erik mengatakan para entrepreneur harus mengetahui target pasarnya. Sebab, pemetaan itu akan memengaruhi langkah yang akan dilakukan berikutnya.
"Jadi mesti tahu DNA brandnya itu apa," ujar Erik. Misalnya, untuk pembuat komik, harus jelas siapa yang akan membaca komik tersebut. Sehingga kontennya pun menyesuaikan, apakah untuk anak-anak, dewasa, atau semua umur.
Begitu pula kalau mau membuat usaha kuliner, siapa saja target yang akan dibidik. "Dari sana bisa petakan journey dari brand," tuturnya. Adapun Aldo mengatakan pemetaan target pasar akan menentukan strategi pemasaran ataupun rekanan yang tepat untuk mengembangkan produk.
3. Kolaborasi
Berkolaborasi menjadi salah satu langkah yang mesti dilakukan untuk bisa mengembangkan produk. Sebabnya, kata Erik, biasanya seorang entrepreneur hanya menguasai paling banyak tiga bidang. "Bisa kuat di entrepreneur tapi lemah di analisa data atau teknologi informasi, makanya harus kolaborasi," tuturnya.
Ia mengatakan bisa saja suatu usaha mulanya dilakukan sendiri. Tapi, seiring berjalannya waktu dan membesarnya tantangan, kolaborasi, baik dalam membentuk tim hingga menggandeng rekanan akan menjadi mutlak.
<!--more-->
Erik menceritakan soal fenomena kue artis yang sempat booming di Tanah Air beberapa tahun lalu. Menurut dia, peluang itu diciptakan dari kolaborasi dari penggagas yang jago masak dan bertemu dengan rekanan yang berkecimpung di teknologi informasi. Kue itu kemudian menjadi viral kala menggandeng influencer atau artis sebagai ujung tombak penjualan.
4. Legalitas
Setiap produk atau merek usaha baru, kata Erik, sebaiknya dipastikan legalitasnya. Misalnya soal perizinan-perizinan yang dibutuhkan hingga hak kekayaan intelektual. "Kalau itu lengkap, maka siap untuk go global," ujar dia.
Karena itu, ketika seorang calon pengusaha memiliki ide, ia menyarankan untuk langsung mendaftarkan dulu produknya. Baru dari sana mereka bisa mencari investor dan mengembangkan usahanya.
5. Pemasaran
Strategi pemasaran, kata Aldo, berbeda-beda tergantung pada karakteristik produknya. Karena itu, ia mengingatkan agar mengenali rekan pemasaran yang akan digandeng. Sehingga langkah pemasaran itu pun bisa tepat sasaran.
Salah satu tipsnya, Aldo menyarankan para calon pengusaha untuk mengetahui demografi pengikut dari seorang influencer sebelum bekerja sama. "Sesuai dengan brand narative yang dibuat enggak, misalnya kalau mau memasarkan kopi itu followernya harus khusus influencer atau kopi, jangan sampai miss match," kata dia.
Keberadaan situs atau laman media sosial resmi juga tidak kalah penting. Sebab, kata Aldo, dua hal tersebut bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat akan produk yang akan dipasarkan.
6. Distribusi
Dengan membidik pasar global, maka Aldo mengingatkan perlunya ada rantai pasok dan distribusi yang solid. Sehingga, pengiriman bisa dilakukan secara cepat meskipun lokasinya sangat jauh. "Pikirkan distribusinya, karena orang itu maunya cepat, misalnya pesan dari Eropa itu ingin diterima cepat," ujar Aldo.