Ditugasi Serap Beras, Bulog Bayar Bunga Utang Rp 10 M per Hari

Reporter

Eko Wahyudi

Jumat, 1 November 2019 19:36 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, (tengah) melihat salah satu beras bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Kanan) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Gudang Perum Bulog divre DKI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 10 Januari 2019. Peninjauan tersebut guna mengecek langsung ketersediaan pasokan beras di gudang tersebut. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Deputi Usaha Industri Agro dan Farmasi II Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Agus Suharyono mengatakan bahwa Perum Bulog saat ini harus menanggung bunga utang yang sangat besar setiap harinya yakni mencapai Rp 10 miliar.

"Bunga itu catatan kami hampir Rp 10 miliar satu hari. Kami juga harus menyiapkan 4 ribu karyawan yang tiap hari membutuhkan Rp 6 miliar," kata Agus saat penutupan diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat, 1 November 2019.

Menurutnya, utang dari Bulog itu bisa diselesaikan apabila ada kerja sama dengan pihak pemerintah dalam pemberian tugas yang jelas, seperti penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan menjaga Cadangan Beras Pemerintah (CBP), serta diberikan peran lain agar bisa mencetak laba. "Itu akan selesai kalau ruang-ruang kosong regulasi itu bisa diisi," tambahnya.

Sementara, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas membenarkan pihaknya harus menanggung bunga yang sangat besar tersebut, karena dalam menyerap beras petani dia mengatakan harus pinjam uang dulu ke bank. Dia mengatakan, dengan meningkatnya bunga utang tersebut karena beras Bulog yang lamban terserap oleh pasar, sehingga berdampak kepada kualitas dan harga pangan tersebut.

"Nah kita bicara pangan maka ada waktu dan kualitas. Ini akan turun-turun, kalau lama tidak dipakai ini akan rusak, padahal uangnya pinjam. Tidak disalurkan, kualitasya turun, ini dampaknya ke harga, dengan kualitas turun harga turun, ini dilema," kata dia.

Advertising
Advertising

Buwas menjelaskan, merasa terganggu dengan citra Bulog yang selalu disebarkan tidak baik sehingga mengganggu dari peforma dari perseoraan plat merah tersebut.

"Karena penugasan itu, beras yang sudah turun mutu dilempar juga ke pasar untuk rastra dan raskin, jelek pasti berasnya. Itulah image yang membuat Bulog negatif. Dulu TNI dan POLRI menggunakan beras Bulog. Tapi karena jelek diputus, engga mau lagi pakai beras Bulog," ujarnya

Dirinya juga mengutarakan, bahwa Bulog saat ini tidak mempunyai pangsa pasar khusus dan sulit menembus pasar komersil. Sebabnya citra buruk terlanjur melekat pada Bulog dan pasar komersil sudah terkotak-kotak dengan distributor tertentu.

Padahal Buwas mengaku, bisa memenuhi permintaan pasar terkait stok beras. "Nah masalah-masalah itu bikin Bulog terpuruk, apalagi image yang tercetak jelek, berasnya berkutu, dan lain-lain," ucapnya.

Berita terkait

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

6 jam lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

15 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

2 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

2 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

2 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

11 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

11 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya