Menristek Bambang Brodjonegoro Minta Unicorn Ikut Dorong Startup
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 1 November 2019 07:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengharapkan unicorn, decacorn, dan perusahaan besar di Indonesia dapat membina perusahaan rintisan (startup) yang baru muncul untuk menjadi perusahaan yang lebih besar. Indonesia saat ini memiliki empat perusahaan yang bertitel unicorn yaitu Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, dan OVO.
"Karena saya percaya yang baru-baru (startup) ini punya ide yang bagus cuma mungkin mereka kurang modal atau exposure kepada pemodal ini yang bisa diangkat," kata Bambang dalam peluncuran Asosiasi Alumni University of Washington di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis malam, 31 Oktober 2019.
Hal ini, menurut Bambang, sejalan dengan upaya pemerintah dalam menghasilkan lebih banyak startup. "Kita harapkan kalau perusahaan yang besar ini maju terus, dia bisa membina dan mengangkat (startup) yang masih baru."
Bambang mengatakan pemerintah ingin lebih banyak startup muncul dan tumbuh menjadi besar termasuk penguatan perusahaan pemula berbasis teknologi yang berada di bawah Kementerian Riset dan Teknologi. Perusahaan-perusahaan itu juga diharapkan mulai memprioritaskan penelitian dan pengembangan yang kuat. "Agar Indonesia bisa menjadi satu negara yang akan jadi yang terkemuka di bidang digital," katanya.
Untuk mendukung tumbuh kembang startup baru, kata dia, pemerintah Indonesia dapat berfungsi sebagai fasilitator untuk mempertemukan perusahaan besar dengan startup yang baru.
Dengan fasilitasi itu diharapkan perusahaan besar dapat memberikan pembinaan kepada startup baru atau perusahaan kecil. Perusahaan besar juga bisa melihat prospek bisnis menjanjikan dan ide kompetitif dari startup baru sehingga mulai menginvestasikan modal untuk keberlangsungan penelitian dan pengembangan serta keberlanjutan bisnis.
Pertemuan perusahaan besar dan kecil ini, kata Bambang, akan memunculkan exposure tersendiri. Terlebih jika ide startup itu sudah benar-benar solid, seharusnya perusahaan besar pun tertarik. "Karena ini kan bagian dari RnD mereka. Daripada mencari terus yang barangkali mereka belum ketemu, kenapa tidak mengambil ide yang sudah jadi atau yang sudah siap (dari perusahaan kecil)," ujarnya.
ANTARA