Sofyan Djalil: Satu Data Lahan Baku Sawah Dirilis 1 Desember 2019

Kamis, 31 Oktober 2019 20:03 WIB

Sofyan Djalil tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 22 Oktober 2019. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil mengatakan empat instansi pemerintah sementara ini telah menyepakati data bersama terkait total luas lahan baku sawah di Indonesia. Sofyan mengatakan, luas lahan yang mencapai 7,1 juta hektare yang ditetapkan pada 2018 akan mengalami penambahan.

“Mudah-mudahan 1 Desember 2019 bisa kami keluarkan data koreksinya,” kata Sofyan usai melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kantor Kementerian Agraria di Jakarta Selatan, Kamis, 31 Oktober 2019. Adapun empat instansi tersebut yaitu Kementerian Agraria, Kementan, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan Informasi Geospasial (BIG).

Semasa kepemimpinan Menteri Pertanian sebelumnya, Amran Sulaiman, persoalan data ini menjadi polemik karena adanya perbedaan di antara keempat instansi ini. "Kemarin data yg diambil BPS, BIG, dan BPN (Badan Pertanahan Nasional), ternyata setelah dicek 92 persen sampel yang diambil salah," kata Amran saat sambutan serah terima jabatan Menteri Pertanian, di Kantor Kementan, Jumat, 25 Oktober 2019.

Sehingga, Syahrul yang mengganti Amran pun langsung bersafari ke sejumlah instansi pemerintahan untuk melakukan perbaikan data. Dua hari lalu, Selasa, 29 Oktober 2019, Syahrul mengunjungi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat. Saat itu, keduanya menargetkan masalah data sawah ini akan rampung dalam kurun waktu 100 hari.

Sofyan menjelaskan, perbedaan data awalnya muncul karena penggunaan citra satelit dengan resolusi tinggi dengan skala 1 berbanding 5000. Resolusi yang tinggi ternyata justru menimbulkan deviasi yang lebih besar. Sehingga, verifikasi pun dilakukan oleh Kementerian Agraria di lapangan.

Advertising
Advertising

Sehingga saat ini, Kementerian Agraria telah menyelesaikan verifikasi data di 20 provinsi lumbung padi nasional. Beberapa daerah penghasil beras lainnya, selain lumbung padi nasional, juga akan diverifikasi sebelum nantinya diumumkan pada 1 Desember 2019.

Dalam kesempatan yang sama, Syahrul mengatakan pembaruan data laus lahan baku sawah sebenarnya dilakukan setiap tahun. Namun karena terjadi perbedaan data akibat resolusi citra satelit yang digunakan tersebut, maka verifikasi bersama dilakukan. "Tapi data yang sudah clear, ga perlu digubris lagi, hanya data yang merah (belum terverifikasi) yang butuh turun ke lapangan," kata dia.

Meski telah bertandang ke BPS dan Kementerian Agraria, Syahrul ternyata masih akan "keliling-keliling." Setelah ini, Ia akan bertandang ke kantor Menteri Koperasi dan Usaha Mikro dan Menengah, Teten Masduki dan Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto.

Salah satunya agenda pertemuan masih soal data luas lahan baku sawah ini. "Kami memang harus menyatu," ujar Syahrul.

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

14 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

5 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

12 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

12 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

14 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

14 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

25 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Tiga Sistem Pemantauan Cuaca BMKG Ini Bisa Dipantau Saat Arus Balik

25 hari lalu

Tiga Sistem Pemantauan Cuaca BMKG Ini Bisa Dipantau Saat Arus Balik

BMKG menyediakan sistem digital pemantau cuaca di berbagai moda perjalanan. Cocok untuk menemani arus mudik dan balik.

Baca Selengkapnya