Pertumbuhan Ekonomi Lesu, Sri Mulyani Perkuat Instrumen Fiskal

Rabu, 30 Oktober 2019 10:22 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembina upacara pada peringatan ke-73 Hari Oeang di kompleks Kementerian Keuangan, Rabu, 30 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pemerintah terus berupaya mendorong pertumbuhan baru di sektor ekonomi di tengah pelemahan global. Ia menyebut ada banyak cara mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya memperkuat instrumen fiskal untuk prioritas pembangunan.

"Misalnya kita ingin mengembangkan industri manufaktur, ya kita akan tingkatkan competitiveness sumber daya manusia dari berbagai aspek," ujar dia di kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu, 30 Oktober 2019.

Dia menyatakan berbagai program menyangkut pengembangan SDM, pengentasan kemiskinan, pendidikan, ketenagakerjaan, dan pemerataan menjadi isu penting dalam pemerintahan periode kali ini. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melanjutkan, selain mengerek kualitas SDM, masalah efisiensi regulasi perlu memperoleh perhatian.

Efisiensi tersebut penting dilakukan untuk mendorong investasi masuk. Selain itu, kebijakan ini berguna untuk meningkatkan indeks daya saing Indonesia di kancah global.

"Sehingga ini perlu mendapatkan dukungan dari instrumen kebijakan fiskal serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," ucapnya.

World Bank atau Bank Dunia belakangan ini mengoreksi proyeksi pertumbuhan Indonesia tahun depan. Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan dari 5,2 persen menjadi 5 persen.

Adapun ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2019 berada di bawah angka 5 persen. Perkiraan ini didasarkan sejumlah faktor seperti melebarnya defisit neraca dagang dan masih terkena dampak harga komoditas yang belum membaik.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah Redjalam memperkirakan pada triwulan III 2019, ekonomi Indonesia tumbuh 4,95 sampai 5,25 persen. Dia meramal, laju pertumbuhan tak akan berada di bawah angka 4,9 persen.

"Kalau di Core, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan ada pada kisaran 5 persen, antara 4,95 persen sampai 5,25 persen. Tapi memang most likely ada kemungkinan di bawah 5, tapi ngga sampai 4,9 persen, tapi sedikit di atas itu," kata Piter pertengahan Oktober lalu.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | DIAS PRASONGKO




Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

16 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

17 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya