Kredit Kendaraan Lesu, BCA Sebut Ojol dan MRT Jadi Sebab

Selasa, 29 Oktober 2019 06:20 WIB

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan keterangannya seusai membuka acara BCA Expo Jakarta 2019 yang digelar di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, pada Sabtu, 26 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mencatat adanya penurunan terhadap kinerja kredit konsumer khususnya kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) sepanjang triwulan III 2019. Penurunan kredit KKB tersebut disebabkan adanya penurunan pada pembiayaan kredit kendaraan bermotor.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebutkan ada dua faktor yang membuat kredit kendaraan bermotor menurun. Pertama karena membaiknya infrastruktur transportasi publik yang ada khususnya di Jakarta dan kedua karena adanya penetrasi transportasi berbasis online atau ojek online (Ojol).

"Salah satu faktornya adanya transportasi online, juga adanya Moda Raya Terpadu (MRT). Karenanya orang pergi ke kantor sekarang tidak harus bangun pagi, mereka cukup pakai transportasi online," kata Jahja kepada media di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin 28 Oktober 2019.

Merujuk laporan keuangan pada triwulan III 2019, kredit untuk segmen konsumer BCA tercatat mampu meningkat sebesar 4,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy) atau sebesar Rp 156,3 triliun. Meski meningkat, kredit KKB yang masuk dalam komponen kredit konsumer justru menurun.

BCA mencatat kredit KKB turun 2 persen menjadi Rp 47,8 triliun. Sedangkan komponen kredit konsumer lain yakni kredit beragun properti tetap (KPR) tumbuh 6,8 persen menjadi Rp 92,1 triliun. Adapun secara umum total kredit masih tumbuh 10,9 persen yoy menjadi Rp 585 triliun.

Selain itu, Jahja pun menyebutkan bahwa penyaluran kredit untuk KPR juga lesu meski masih tercatat tumbuh di atas 6 persen. Menurut dia, pertumbuhan pembelian rumah kini lebih banyak didorong oleh pembelian rumah sebagai kebutuhan tinggal bukan lagi investasi.

Menurut Jahja, dugaan penyebab penurunan tersebut semakin kuat usai dia menghubungi sejumlah developer perumahan atau properti. Para developer tersebut menyatakan bahwa sebesar 50 persen orang membeli rumah lebih banyak untuk kebutuhan sendiri.

"Sekarang yang rental turun karena tidak memperoleh capital gain, bahkan harga juga mulai jatuh. Itu yang buat KPR sekarang murni untuk kebutuhan, jauh berkurang yang untuk investment," ujarnya.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

21 jam lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

22 jam lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

1 hari lalu

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memperbarui mesin pembaca kartunya dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

1 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, SPAI Desak Pemerintah Hapus Hubungan Kemitraan antara Pengemudi Ojol dengan Aplikator

1 hari lalu

Hari Buruh, SPAI Desak Pemerintah Hapus Hubungan Kemitraan antara Pengemudi Ojol dengan Aplikator

SPAI kembali mendesak pemerintah untuk menghapus hubungan kemitraan antara pengemudi ojol dan kurir dengan aplikator.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya