Dapat Kredit 2,25 T, Bio Farma Genjot Produksi dan Ekspansi Pasar

Jumat, 25 Oktober 2019 06:41 WIB

Gedung Biofarma di Jalan Pasteur, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bio Farma mendapat kredit investasi sindikasi tujuh bank nasional Rp 2,25 triliun. Direktur Keuangan dan Mitra Bisnis PT Bio Farma, IGN Suharta Wijaya menyatakan pendanaan kredit investasi ini digunakan untuk menambah fasilitas penunjang produksi dan perangkatnya.

"Seperti fasilitas Quality Control, persiapan pre produksi, uji klinis, dan juga maintenance fasilitas produksi, sejalan dengan bertambahnya fasilitas produksi terbaru yang masih dalam tahap penyelesaian,” kata Suharta seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 24 Oktober 2019.

Sindikasi tujuh bank nasional itu dikomandoi Bank BRI, Bank Mandiri, dan BNI selaku Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunner (JMLAB) dengan nilai keseluruhan Rp 2,25 triliun. Dua skema kredit yang digunakan yakni kredit konvensional dan syariah.

Skema kredit konvensional senilai Rp 1,6 triliun dan sisanya skema syariah (pembiayaan musyarakah) Rp 6 miliar. Tujuh bank yang terlibat adalah BRI, Bank Mandiri, BNI, BNI Syariah, BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan Indonesia Eximbank.

Suharta mengatakan, kredit tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas penunjang produksi. “Baik produksi eksisting maupun produk baru untuk membantu rencana ekspansi pasar Bio Farma ke depan,” kata dia.

Advertising
Advertising

Penandatanganan perjanjian kredit investasi itu dilakukan pada hari Kamis, 24 Oktober 2019 di Jakarta, antara Direktur Keuangan dan Mitra Bisnis PT Bio Farma dan masing-masing perwakilan tujuh bank sindikasi tersebut disaksikan Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir.

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, akan memperluas pasar dengan mengincar Afrika. Di antaranya dengan penandatanganan MOU di gelaran Indonesia-Africa Dialogue di Bali pada Agustus 2019 lalu, serta persiapan transfer teknologi untuk negara-negara anggota OKI (Organsiasi Kerjasama Islam) untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals 2030 dengan menekan angka kematian bayi dan balita lewat pemberian vaksinasi.

Program vaksinasi berupaya untuk menghapuskan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, serta untuk mendukung pencapaian Pembangunan Berkelanjutan nomor 3, yaitu tentang kesehatan universal. Dengan begitu, diharapkan semua anak dan balita dan orang dewasa bisa mendapatkan vaksin dengan mudah.

"Oleh karenanya Bio Farma perlu untuk meningkatkan kapsitas produksinya baik untuk produk yang sudah ada, maupun untuk produk baru Bio Farma,” kata Honesti.

Bio Farma juga sudah ditunjuk menjadi induk holding BUMN Farmasi, yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun 2019 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bio Farma tanggal 15 Oktober 2019. Dengan penunjukan itu, Bio Farma sudah menyiapkan rencana untuk menambah pangsa pasar baik di dalam dan luar negeri lewat pemenuhan kebutuhan vaksin.

Sejumlah produk vaksin akan ditingkatkan kapasitas produksinya, di antaranya vaksin Pentavalen, bahan aktif untuk bulk tetanus dan difteri. Bio Farma juga tengah menyiapkan fasilitas produksi baru di Bandung untuk produksi vaksin MR, vaksin Typoid, dan vaksin Rotavirus.

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

3 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

4 jam lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

20 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

22 jam lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

1 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

2 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya