BPJS: Tagihan Klaim Rumah Sakit yang Belum Terbayar Rp 19 T

Kamis, 24 Oktober 2019 19:07 WIB

Aktivitas pelayanan di kantor BPJS kesehatan Jakarta Pusat. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - BPJS Kesehatan menyatakan saat ini masih menunggu suntikan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui Kementerian Keuangan untuk membayar tunggakan klaim rumah sakit yang sudah jatuh tempo.

"Masih ada sekitar Rp 19 triliun tagihan klaim rumah sakit yang sudah jatuh tempo dan belum bisa dibayarkan karena masih menunggu kebijakan Kementerian Keuangan," ujar Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan, Mundiharno, Kamis 24 Oktober 2019.

Hal tersebut disampaikan Mundhiarno di sela-sela Bedah Buku Putih Komisi IX DPR RI Rekomendasi Penyesuaian Iuran Sebagai Perbaikan Sistemik Program JKN-KIS di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Mudiharno menuturkan Kementerian Keuangan rencananya akan memberikan tambahan dana untuk menyelesaikan pembayaran klaim rumah sakit yang sudah jatuh tempo itu. Dengan catatan sudah ada kebijakan penyesuaian pembayaran iuran. "Penyesuaian pembayaran iuran hanya berlaku dulu untuk peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran)," ujarnya.

Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Angger P. Yuwono menyampaikan usulan penyesuaian pembayaran iuran itu saat ini sudah diajukan ke presiden dan menunggu persetujuan. Penyesuaian iuran ini telah dilakukan pengujian secara matang.

Advertising
Advertising

Pembahasannya, kata Angger, juga menggunakan data-data operasional BPJS selama beberapa tahun terakhir. Menurutnya kenaikan iuran dilakukan untuk menekan defisit. “Jika usulan penyesuaian iuran disetujui, kami perkirakan defisit bisa hilang dalam jangka waktu dua tahun. Kalau tidak disetujui maka tetap akan terjadi defisit," katanya.

Sementara itu, Ketua Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (P2JK) Kementerian Kesehatan, Kalsum Komaryati mengatakan usulan penyesuaian iuran sudah dipublikasikan Menteri Keuangan dalam rapat kerja Komisi IX dan XI. Untuk PBI Pusat dan Daerah nantinya menjadi Rp 42 ribu. Sedangkan untuk Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas tiga sebesar Rp 42 ribu, kelas dua Rp 110 ribu dan kelas satu Rp 160 ribu.

Sementara untuk peserta BPJS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) tetap lima persen. Terbagi untuk pekerja menanggung satu persen, sedangkan pemilik kerja empat persen dari penghasilan.

Program JKN-KIS telah memberikan perlindungan keuangan atas risiko sakit masyarakat, pencegahan kemiskinan serta perbaikan fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kontribusi total Program JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2016 mencapai Rp 152,2 triliun. Angka itu diperkirakan naik menjadi Rp 289 triliun pada tahun 2021.

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

3 hari lalu

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

Salah satu kemudahan yang diberikan saat ini adalah peserta JKN aktif dapat berobat hanya dengan menunjukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Baca Selengkapnya

Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Masyarakat Jalani Pengobatan

3 hari lalu

Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Masyarakat Jalani Pengobatan

Kehadiran aplikasi Mobile JKN kemudahan layanan kesehatan bagi peserta JKN

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

6 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya