Investasi Migas Melorot Sejak 2013, Jokowi Diminta Lakukan 3 Hal

Senin, 21 Oktober 2019 15:59 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Ibu Negara Ny. Iriana Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Dirut PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Katarina Denni Wisnu Wardani (kiri) dan General Manager TPPI Masputra Agung (kanan) berjalan meninjau Kilang Minyak TPPI di Tuban, Jawa Timur, 11 November 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Berly Martawardaya menilai Presiden Jokowi dengan Kabinet Jilid II-nya harus segera melakukan sejumlah pembenahan, khususnya untuk mendorong investasi minyak dan gas bumi di dalam negeri.

Pasalnya, menurut Berly, laju investasi untuk sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia terus-menerus melorot sejak 2013. Sedikitnya ada tiga hal yang harus diperbaiki oleh pemerintahan Jokowi.

Pertama, pendataan migas. Selama ini, kata Berly, investor tidak berminat menanamkan modal karena pemerintah tidak memiliki data yang padu terkait cadangan migas.

“Data masih menjadi masalah. Mereka (investor) tidak tahu mau investasi ke mana. Nah, kita harus punya data yang pasti. Masalah pendataan migas ini perlu diperbaiki,” ujar Berly di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin, 21 Oktober 2019.
Selain data, ada masalah kedua yakni kepastian kebijakan juga menjadi persoalan. Ia mengatakan selama ini investor cenderung menunjukkan sikap wait and see karena pelbagai peraturan di level kementerian yang menaungi sektor migas, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, acap kali berubah.
Ketidakpastian kebijakan ini tercermin dari intensitas pergantian menteri di Kementerian ESDM. Selama lima tahun menjabat di periode pertamanya saja, Jokowi tercatat mengganti empat kali Menteri ESDM. Di antaranya Sudirman Said, Arcandra Tahar, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Ignasius Jonan.
Global Petroleum Survey 2018 mencatat Indonesia berada di peringkat kedelapan dalam sumber indeks persepsi kebijakan migas. Indonesia tercatat kalah dengan Mesir, Algeria, bahkan Nigeria. Sedangkan peringkat satu ditempati oleh Texas dan posisi kedua diduduki oleh Rusia.
Investasi lesu ini yang membuat produksi migas turut suram. Berly mengatakan saat ini lifting migas di Indonesia menurun sebesar 30 persen.
Produksi migas terakhir tercatat 700 ribu barel per hari. Sedangkan konsumsi migas dua kali lebih banyak ketimbang produksinya, yakni mencapai 1,5 juta barel per hari. Sementara itu, produksi migas diperkirakan sulit meningkat hingga 2025 hingga 2027.
Untuk mendorong percepatan produksi migas, Berly menyebutkan pemerintah harus melakukan hal ketiga. Hal ketiga itu adalah mendorong kebijakan dengan mempertimbangkan suplai dan kebutuhannya.
Salah satunya menuntaskan revisi Undang-undang Migas. “Pemerintah juga perlu melakukan holding tambang agar target masuk Fortune 500 dalam 5 tahun ke depan tercapai,” ujarnya.

Berita terkait

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

4 menit lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

10 menit lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

1 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

2 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

2 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

5 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

5 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

6 jam lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

6 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya