Chatib Basri Ingatkan Pemerintah Soal Produktivitas Ekonomi

Senin, 21 Oktober 2019 14:36 WIB

Chatib Basri. TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO,CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Indonesia Chatib Basri meyakini Indonesia akan tetap masuk dalam 10 besar ekonomi dunia pada 2045 nanti atau 100 tahun umur Indonesia merdeka. Sebab, Indonesia memiliki kapasitas penduduk yang sangat besar yang bisa menopang perekonomiannya.

“Kalau banyak penduduk, tidak melakukan apa-apa juga bisa saja,” kata dia saat menjadi penanggap dalam acara peluncuran buku “Menuju Indonesia Emas” karya Faisal Basri dan Haris Munandar di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Senin, 21 Oktober 2019. Namun, kata dia, ekonomi Indonesia tidak akan bisa tumbuh lebih cepat tanpa diiringi produktivitas.

Chatib mengingatkan bahwa produktivitas perekonomian menjadi kunci yang harus diselesaikan pemerintah. Ia mengutip riset dari ekonom Massachusetts Institute of Technology (MIT), Daron Acemoglu yang menyatakan ekonomi masyarakat di perbatasan Meksiko-Amerika Serikat dan Korea Selatan-Korea Utara berbeda capaian karena faktor produktivitas dan kebijakan. “Padahal culture masyarakatnya sama,” kata dia.

Permasalahan inilah, kata Chatib, yang dituangkan dalam buku karya Faisal dan Haris dalam buku “Menuju Indonesia Emas”. Chatib menilai buku ini diluncurkan dalam waktu yang sangat tepat dengan persoalan yang terjadi saat ini. Dalam buku ini, kata dia, Faisal dan Haris mengingatkan bahwa Indonesia bisa menjadi tua sebelum kaya jika ekonomi hanya tumbuh 5 persen saja seperti saat ini. “Itu bikin celaka,” kata dia.

Dalam buku ini, kata Chatib, dijelaskan bahwa untuk memacu pertumbuhan ekonomi, strategi yang harus digunakan adalah strategi menyerang. Faisal menganalogikannya dengan klub sepakbola asal Spanyol yaitu Barcelona yang mencatatkan 90 gol. Meski juga banyak kemasukan gol, Barcelona tetap menjadi kampiun di Liga Spanyol. “Ini seni, enggak semua orang bisa menulis dengan analogi seperti ini,” kata dia.

Salah satu bentuk strategi menyerang untuk menggenjot produktivitas yang dituangkan dalam buku ini yaitu menggenjot industrialisasi, konsolidasi sektor keuangan, menyelesaikan persoalan energi, dan menghilangkan praktik ekonomi rente. Menurut Chatib, salah satu argumen Faisal yang menarik yaitu dibutuhkan rasio investasi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sampai 6,2 persen untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi 1 persen.

Artinya, dibutuhkan rasio investasi hingga 37 persen terhadap PDB untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi 6 persen. Angka inilah yang dinilai Faisal terlalu boros atau mencerminkan produktivitas ekonomi Indonesia yang rendah. “Jadi caranya, bagaimana menghasilkan kebutuhan modal yang lebih kecil, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” kata Chatib.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

3 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

8 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

9 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

9 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya