Evaluasi 5 Tahun Jokowi JK, Tekanan Berat di Industri Perbankan

Sabtu, 19 Oktober 2019 09:41 WIB

Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla bersiap untuk foto bersama dengan sejumlah Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019 saat acara perpisahan di Istana Negara, Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi jilid I hampir usai. Selain capaian prestasi yang diraih, terdapat serentetan catatan yang perlu diperbaiki pada pemerintahan jilid II. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara salah satunya, menilai dari sisi perbankan.

Menurut dia, bank dalam lima tahun terakhir menghadapi tekanan yang cukup berat. "Pertumbuhan kredit di tahun 2014 mencapai 11,5 persen terus merosot ke angka 9,7 persen per Juli 2019," kata Bhima saat dihubungi, Jumat, 18 Oktober 2019.

Dia melihat penurunan terjadi karena tingkat resiko yang meningkat di beberapa sektor misalnya pertambangan, perkebunan dan industri manufaktur, serta kredit konsumsi. Bank mulai mengambil posisi hati-hati dan selektif memilih calon debitur.

"Lambatnya respon kebijakan pemerintah misalnya dalam implementasi paket kebijakan membuat kondisi menjadi memburuk," ujar dia.

Dia menilai bank menghadapi pengetatan likuiditas secara terus menerus. Loan to Deposits Ratio atau LDR bank umum per Oktober 2014 saat itu 88,45 persen, kemudian naik hingga 94,4 persen per Juli 2019.

Perebutan dana di perbankan, kata dia, cukup sengit salah satunya karena efek tax amnesty tahun 2016-2017 yang menyedot likuiditas perbankan khususnya bank-bank kecil.

Menurut Bhima, kondisi diperparah dengan agresivitas pemerintah dalam menerbitkan utang berdenominasi rupiah sehingga terjadi crowding out effect atau beralihnya dana deposan ke kas pemerintah.

"Maklum bunga utang pemerintah di atas 7 persen sementara suku bunga deposito di kisaran 5-6 persen dengan tenor yang sama. Jadi ada kontribusi pemerintah dalam menghambat kinerja bank," kata dia.

Dia juga melihat selama 5 tahun jumlah bank juga tidak alami penyusutan jumlah. Konsolidasi bisa dikatakan lambat. Masih ada 114 bank yang terlalu banyak, sehingga transmisi penurunan bunga acuan juga relatif berjalan lambat

"Struktur persaingan bank yang tidak sehat akhirnya merugikan ekonomi sendiri," kata dia.

Berita terkait

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

49 menit lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Besok Pagi Bos Microsoft Temui Jokowi Bahas Investasi Rp14 T, Ini Agenda dan Profilnya

1 jam lalu

Besok Pagi Bos Microsoft Temui Jokowi Bahas Investasi Rp14 T, Ini Agenda dan Profilnya

Presiden Jokowi akan menerima kunjungan CEO Microsoft, Satya Nadella di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, bahas investasi Rp14 triliun.

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

2 jam lalu

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Diajak Foto bersama Lawrence Wong, PM Singapura Selanjutnya

2 jam lalu

Momen Prabowo Diajak Foto bersama Lawrence Wong, PM Singapura Selanjutnya

Peristiwa foto bersama Prabowo dan Lawrence itu terjadi di sela pertemuan tingkat tinggi PM Singapura Lee Hsien Long dan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi, Prabowo, Lee Hsien Long dan Pengganti PM Singapura Duduk Bersama

3 jam lalu

Kala Jokowi, Prabowo, Lee Hsien Long dan Pengganti PM Singapura Duduk Bersama

Kebersamaan Jokowi, Lee Hsien Long, Prabowo, dan Lawrance dalam satu meja menjadi sinyal keberlanjutan kemitraan dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Pengesahan UU DKJ

3 jam lalu

Jokowi Teken Pengesahan UU DKJ

Presiden Jokowi menandatangani pengesahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta atau UU DKJ

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

4 jam lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

Didampingi Prabowo, Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura di Istana Bogor

4 jam lalu

Didampingi Prabowo, Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura di Istana Bogor

Pertemuan Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long merupakan yang terakhir sebelum keduanya memasuki masa purna tugas.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

PAN Mau Terima Jokowi dan Gibran Setelah Dipecat PDIP

5 jam lalu

PAN Mau Terima Jokowi dan Gibran Setelah Dipecat PDIP

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebelumnya mengaku dirinya sudah berulang kali menyampaikan bahwa PAN membuka pintu untuk Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya