Kemendag Bidik Ekspor Dekorasi Rumah ke Belanda Senilai Rp 520 M

Selasa, 15 Oktober 2019 16:54 WIB

Sejumlah pekerja membuat relief untuk produk furniture di Desa Senenan, Jepara (21/12). Satu set meja kursi tamu dijual Rp 9 juta dan banyak disukai negara Timur Tengah. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan atau Kemendag membidik perluasan ekspor untuk produk home decoration atau dekorasi rumah senilai 32,5 juta euro atau setara Rp 520 miliar. Perluasan ini ditargetkan bisa dicapai usai Kemendag sepakat menandatangani kerja sama dengan Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI).

"Jadi ini proyek lanjutan untuk 5 tahun yang akan datang 2019-2024 dengan CBI, yang sudah diinisiasi sejak Juli 2019. Kerja sama diarahkan khusus untuk bidang home decoration, karena Belanda menjadi pasar teratas produk ini," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Dody Edward di kantor Kemendag, Jakarta, Selasa 15 Oktober 2019.

Sebelumnya, Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional menandatangani kerja sama dengan CBI Belanda. CBI merupakan lembaga promosi dari Belanda yang hanya berorientasi pada impor kepada negara berkembang.

Adapun kerja sama serupa pernah dilakukan pada 2013. Lewat kerja sama ini CBI memberikan pelatihan kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) supaya bisa secara mandiri melakukan ekspor. UKM juga dilatih untuk membaca pangsa dan peluang pasar produk dekorasi rumah di Belanda dan Eropa.

Menurut keterangan Kantor Perwakilan CBI Belanda di Indonesia, kerja sama pada 2013 menghasilkan 11 UKM yang kini telah bisa mandiri melakukan ekspor produk dekorasi. Setelah dilatih, pada 2015-2017, kesebelas UKM itu mampu menambah ekspor produk dekorasi hingga US$ 8 juta.

Advertising
Advertising

Sama dengan tahun sebelumnya, Dody menjelaskan, kerja sama tahun ini juga bertujuan memperkuat kapasitas eksportir di sektor produk dekorasi rumah. Khususnya untuk meningkatkan daya saing ekspor dari UKM sehingga lebih mudah masuk ke pasar Eropa

Menurut Dody, pihak-pihak diberi pelatihan akan menjalani program pembinaan ekspor yang meliputi bimbingan teknis dan pelatihan. Termasuk, program pelatihan untuk memberikan pemahaman pasar Eropa, serta pengembangan kinerja tanggung jawab sosial.

Selanjutnya, proses akan fokus kepada peningkatan strategi penetrasi pasar bagi UKM untuk dapat memasuki pasar Eropa. Pada tahap ini, UKM akan difasilitasi untuk mengikuti berbagai kegiatan pemasaran seperti partisipasi pada pameran, misi dagang bisnis ke bisnis, atau pemasaran menggunakan teknologi seperti e-commerce.

"Tahun ini kami harap peserta bisa meningkat karena kami ingin mencetak pelaku usaha baru khususnya ekspor khususnya UMKM di bidang home decoration," kata Dody.

Sementara itu, produk dekorasi rumah lndonesia berpeluang besar di pasar Eropa. Belanda menempati peringkat pertama di Eropa sebagai pasar terbesar untuk ekspor produk dekorasi rumah dengan pangsa pasar sebesar 22,34 persen. Jumlah ekspor produk dekorasi rumah menunjukkan tren yang meningkat 3,38 persen sejak tahun 2014-2018, dengan total ekspor 2018 sebesar US$ 109 juta.

Berita terkait

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

9 jam lalu

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

Laporan terbaru UNDP menemukan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun kembali rumah-rumah Gaza yang hancur dibom adalah 80 tahun.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

16 jam lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

17 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

2 hari lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

2 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

6 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya