API Nilai Kementerian Tekstil Perlu untuk Lindungi Ekosistem

Reporter

Antara

Senin, 14 Oktober 2019 10:15 WIB

Pekerja melakukan kontrol kualitas di industri pembuatan kain, Desa Padamulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Pemerintah menargetkan ekspor produk TPT tahun 2019 mencapai USD 15 miliar atau naik 11 persen dibanding tahun lalu. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Solo -Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan Kementerian Tekstil diperlukan untuk melindungi ekosistem industri sektor tersebut di dalam negeri agar tidak kalah bersaing di tengah kesepakatan perdagangan bebas.

"Saat ini yang masih menghadapi kesulitan di sektor hulu, misalnya ada perusahaan di dalam negeri yang bergerak di sektor hulu dan menyediakan bahan baku. Beli di sana kan tetap kena pajak karena aturannya PPN memang harus ada," kata Wakil Ketua API Jawa Tengah periode 2016-2019 Lilik Setiawan di Solo, Senin, 14 Oktober 2019.

Di sisi lain, dikatakannya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan membuka keran impor bahan baku sehingga siapapun bisa menjadi importir umum.

"Terkait hal ini, untuk bahan baku jenis yang sama malah pajaknya 0 persen, mungkin itu bagian dari kesepakatan perdagangan bebas. Makanya kami minta ada Kementerian Tekstil itu bukan untuk gagah-gagahan, tetapi untuk melindungi ekosistemnya," katanya.

Ia mengatakan langkah tersebut penting karena ke depan potensi sektor tekstil di dalam negeri sangat cerah.

"Pasar kita mencapai 270 juta konsumen, dengan kemampuan beli 13 miliar dolar AS. Itu angka yang tidak kecil. Pasti akan tumbuh kalau tidak diganggu impor yang tidak jelas," katanya.

Dari sisi ekspor, dikatakannya, industri tekstil di dalam negeri baru memenuhi sekitar US$ 13 miliar atau sekitar 1,6 persen dari total kebutuhan pasar dunia sehingga potensinya masih sangat luas untuk ditingkatkan.

Sementara itu, terkait dengan bonus demografi yang diperkirakan mulai bisa dinikmati pada 2020, diharapkan bisa ikut berdampak positif bagi industri tersebut.

"Bonus demografi ini kalau tidak terserap dengan baik kan jadi masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa di industri manufaktur, penyerap tenaga kerja terbesar masih di sektor tekstil," katanya.

Ia berharap dengan berbagai upaya tersebut diharapkan bisa menghindari kemungkinan penutupan perusahaan akibat kalah bersaing.

ANTARA

Berita terkait

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

15 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

39 hari lalu

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

Industri tekstil mengklaim industri pertekstilan menyerap banyak tenaga kerja terutama yang berpendidikan rendah sehingga patut dipertahankan.

Baca Selengkapnya

Jastip Teriak Merasa Dirugikan karena Pembatasan Impor, Industri Tekstil: Mereka Ilegal, Gak Bayar Pajak

40 hari lalu

Jastip Teriak Merasa Dirugikan karena Pembatasan Impor, Industri Tekstil: Mereka Ilegal, Gak Bayar Pajak

Ketua APSYFI angkat bicara merespons protes pengusaha jasa titip (Jastip) yang mengaku rugi atas kebijakan terbaru pemerintah.

Baca Selengkapnya

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

40 hari lalu

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

Ketua API Jemmy Kartiwa mendukung Permendag Nomor 3 Tahun 2024 yang intinya mengatur batas bawaan barang impor.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Tiga SMK Sumatra Barat Bangun Hilirisasi Tekstil

20 Februari 2024

Kolaborasi Tiga SMK Sumatra Barat Bangun Hilirisasi Tekstil

Tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berkolaborasi menjalankan bisnis Batik Braja. Ada sekolah yang bertugas memproduksi, memasarkan, serta mencatat di pembukuan.

Baca Selengkapnya

Paviliun Indonesia Hadirkan Nuansa Tekstil Hingga Kopi Premium Nusantara di FITUR 2024

30 Januari 2024

Paviliun Indonesia Hadirkan Nuansa Tekstil Hingga Kopi Premium Nusantara di FITUR 2024

6.600 pengunjung datangi paviliun Indonesia di pameran pariwisata internasional terbesar ke-2 di dunia, yaitu FITUR 2024, Madrid Spanyol.

Baca Selengkapnya

Ganjar-Mahfud Bakal Bentuk Kementerian Khusus Urusi Sawit: Enggak Cukup di Bawah Eselon Dua

17 Januari 2024

Ganjar-Mahfud Bakal Bentuk Kementerian Khusus Urusi Sawit: Enggak Cukup di Bawah Eselon Dua

TPN Ganjar Mahfud menyebut, Ganjar-Mahfud bakal membentuk lembaga setara kementerian yang khusus mengurusi permasalahan sawit di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Indeks Kepercayaan Industri per Desember 2023 Melemah ke Level 51,32, Apa Artinya?

28 Desember 2023

Indeks Kepercayaan Industri per Desember 2023 Melemah ke Level 51,32, Apa Artinya?

Kemenperin mengumumkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Desember 2023 mencapai 51,32 atau turun dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Daftar 8 Produk Impor di E-Commerce Kena Pungutan Tambahan per 17 Oktober 2023

15 Oktober 2023

Daftar 8 Produk Impor di E-Commerce Kena Pungutan Tambahan per 17 Oktober 2023

Kementerian Keuangan akan mengenakan tarif MFN tambahan terhadap empat komoditas impor di e-commerce. Produk apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Malaysia Buka Lowongan untuk Perawat Asing, juga Tukang Cukur dan Buruh Tekstil

19 September 2023

Malaysia Buka Lowongan untuk Perawat Asing, juga Tukang Cukur dan Buruh Tekstil

Pemerintah Malaysia mengizinkan rumah sakit swasta mengambil perawat warga asing untuk mengatasi kekurangan tenaga terampil bidang kesehatan

Baca Selengkapnya