Hanya Jago Kandang, Daya Saing Indonesia Turun 5 Peringkat

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Kamis, 10 Oktober 2019 07:40 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PM Australia Malcom Turnbull didampingi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Kepala Bekraf Triawan Munaf mengunjungi pameran produk perdagangan di sela KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) ke-20 di JCC, Senayan, Jakarta, 7 Maret 2017. Pameran produk perdagangan dan potensi wisata dalam negeri itu diharapkan dapat menarik minat peserta KTT IORA untuk membeli produk Indonesia sehingga meningkatkan daya saing di kancah internasional. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Data Global Competitiveness Report terbaru dari World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa daya saing Indonesia pada level global cenderung turun. Penurunan daya saing itu terjadi pada sisi adopsi teknologi, kesehatan, pengembangan skill, pasar tenaga kerja, serta perdagangan dan jasa.

Peringkat daya saing Indonesia berdasarkan laporan World Economics Forum (WEF) 2019 tersebut, turun lima peringkat menjadi urutan ke-50. Tahun sebelumnya, daya saing Indonesia ada di posisi 45.

Merespons penurunan peringkat daya saing ini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal, menerangkan hal ini bukan hanya menunjukkan bahwa Indonesia kalah cepat dibandingkan negara lain dalam meningkatkan daya saing. Lebih dari itu, penurunan daya saing ini juga menggambarkan bahwa Indonesia hanya unggul di pasar domestik.

"Kelemahan daya saing kita yang paling besar kalau dilihat indikator-indikatornya salah satunya memang dalam hal inovasi, adopsi teknologi informasi, dan ketenagakerjaan," ujar Faisal, Rabu 9 Oktober 2019.

Karena itu, kata Faisal, ke depan, pemerintah perlu menggalakkan riset yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Riset tersebut harus memiliki realisasi dan dampak yang konkret kepada sektor riil serta mendorong daya saing industri.

Di tengah wacana revisi UU Ketenagakerjaan, Faisal berharap pemerintah tidak memperhatikan keunikan dan perbedaan antar daerah terutama terkait pengupahan. Dalam implementasi pengupahan yang ada sekarang, disparitas upah antara satu daerah ke daerah lain masih terlalu tinggi.

Peneliti Indef, Bhima Yudhistira, menilai penurunan daya saing Indonesia pada level global disebabkan hambatan regulasi, kurang siapnya Sumber Daya Manusia (SDM), kurangnya akses internet di luar Jawa, serta ketersediaan air bersih yang belum merata.

BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

1 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

2 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

3 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

3 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

3 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya