Indef Sebut Cadangan Devisa RI Anjlok Akibat Perang Dagang

Reporter

Eko Wahyudi

Selasa, 8 Oktober 2019 06:39 WIB

Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2019 turun US$ 2,1 miliar dibandingkan bulan sebelumnya US$ 126,4 miliar. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Bhima Yudhistira Adinegara menilai pemerintah harus mengatasi turunnya cadangan devisa.

"Cadangan devisa bulan September yang mengalami penurunan perlu menjadi perhatian karena tekanan dari sisi arus modal portfolio mulai berkurang," kata Bhima melalui pesan singkat kepada Tempo, Senin, 7 Oktober 2019.

Hal yang memengaruhi penurunan cadangan devisa menurut Bhima ada dua, yakni eksternal dan internal yang sama-sama berpengaruh. "Seperti faktor eksternal terdiri dari ketidakpastian perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Lalu isu resesi dan instabilitas geopolitik di Hongkong juga memengaruhi kepercayaan investor portfolio untuk masuk ke negara berkembang," ujarnya.

Jika sebelumnya Pemerintah mengandalkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk mendorong masuknya devisa, Bhima menuturkan kondisi sekarang makin menantang. Sebabnya setelah penurunan suku bunga obligasi juga berdampak terhadap penurunan.

Dari dalam negeri, kata Bhima, belum ada perbaikan yang signifikan dari sisi kinerja neraca dagang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya ekspor yang disebabkan harga komoditas unggulan seperti karet, sawit dan batubara belum pulih.

Advertising
Advertising

"Sementara tekanan impor mungkin meningkat seiring harga minyak dunia yang naik dan persiapan stok BBM jelang akhir tahun," ungkap dia.

Dia memperkirakan, cadangan devisa akan terus terkoreksi hingga akhir tahun dikisaran US$ 120 miliar sampai US$ 123 miliar. Dengan turunnya cadangan devisa, akan mempengaruhi kesiapan BI untuk menstabilkan kurs rupiah bila kondisi ekonomi global terus memburuk.

Guna menggenjot cadangan devisa Indonesia, Bhima menyarankan pemerintah mendorong ekspor ke negara alternatif seperti Eropa Timur, Afrika yang mempunyai prospeknya masih positif. "Lalu jaga stabilitas politik dan keamanan khususnya jelang pelantikan presiden dan kabinet," ujarnya.

Bhima juga menyarankan agar pemerintah mengoptimalkan sektor pariwisata untuk perkuat devisa jasa. "Perbanyak event event internasional dan dorong promosi wisata," ujar Bhima.

Selanjutnya, Bhima meminta Bank Indonesia melakukan koordinasi dengan pemerintah dan swasta terkait agresifitas penerbitan utang khususnya dalam bentuk valas. Menurutnya, utang yang tidak terukur bisa berakibat blunder karena dibutuhkan mata uang dolar yang banyak guna membayar kewajiban bunga dan cicilan pokok utang.

Berita terkait

Tembus Rp 16.000, Ini Penyebab Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar AS pada Libur Lebaran

16 hari lalu

Tembus Rp 16.000, Ini Penyebab Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar AS pada Libur Lebaran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada libur Lebaran 2024, bahkan menembus Rp16.000.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Kembali Lesu, Cadangan Devisa Menciut

24 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Kembali Lesu, Cadangan Devisa Menciut

Analis rupiah Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini melemah ke level Rp 15.880 - Rp 15.930.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

52 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Cadangan Devisa RI USD 138,1 Miliar pada November 2023

8 Desember 2023

Bank Indonesia Catat Cadangan Devisa RI USD 138,1 Miliar pada November 2023

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

6 Desember 2023

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

Sri Mulyani mengatakan telah terjadi perubahan cara pandang dalam memandang proses hubungan internasional, perdagangan.

Baca Selengkapnya

Menparekraf Sandiaga: Devisa Pariwisata Sudah Mencapai USD 6 Miliar Lebih

16 November 2023

Menparekraf Sandiaga: Devisa Pariwisata Sudah Mencapai USD 6 Miliar Lebih

Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, nilai devisa pariwisata pada triwulan III tahun 2023 sudah melampaui target.

Baca Selengkapnya

BI soal Cadangan Devisa Turun jadi USD 134,9 Miliar: Untuk Bayar Utang Luar Negeri dan Stabilisasi Rupiah

7 Oktober 2023

BI soal Cadangan Devisa Turun jadi USD 134,9 Miliar: Untuk Bayar Utang Luar Negeri dan Stabilisasi Rupiah

Bank Indonesia mencatat cadangan devisa September 2023 mencapai US$ 134,9 miliar tetap tinggi meski menurun dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Cadangan Devisa September 2023 Turun Jadi USD 134,9 Miliar

6 Oktober 2023

Bank Indonesia: Cadangan Devisa September 2023 Turun Jadi USD 134,9 Miliar

Bank Indonesia menyatakan cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2023 tetap tinggi.

Baca Selengkapnya

Eksportir Wajib Tahan DHE Minimal 3 Bulan, Airlangga Sebut Cadangan Devisa Indonesia Bisa Naik hingga USD 100 Miliar

28 Juli 2023

Eksportir Wajib Tahan DHE Minimal 3 Bulan, Airlangga Sebut Cadangan Devisa Indonesia Bisa Naik hingga USD 100 Miliar

Airlangga menuturkan PP 36 Tahun 2023 mendorong agar sumber pembiayaan dan pembangunan ekonomi bisa ada di dalam negeri.

Baca Selengkapnya