Jadi Unicorn, Ovo Kini Telah Gaet 115 Juta Pengguna

Senin, 7 Oktober 2019 18:38 WIB

Karaniya Dharmasaputra, Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO). Foto/Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Visionet Indonesia alias Ovo Karaniya Dharmasaputra mengatakan target pertumbuhan pengguna layanan perusahaannya akan mengikuti target inklusi keuangan pemerintah. Saat ini, ia mengklaim Ovo telah digunakan oleh sekitar 115 juta gawai.

Karaniya berujar salah satu pangsa pasar yang dibidik perusahaan dompet digital itu adalah masyarakat yang belum tersentuh sistem keuangan formal. "Karena kan dari platform seperti kami bisa dimanfaatkan dengan sangat nyata menimbulkan inklusi keuangan. Sebagian besar pengguna Ovo selama ini tidak punya rekening bank, orang yang selama ini unbank," ujar Karaniya di Kantor Dewan TIK Nasional, Jakarta, Senin, 7 Oktober 2019.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan tingkat inklusi keuangan Indonesia baru mencapai 51 persen. Ia berharap angka itu bisa meningkat ke kisaran 60-an persen pada akhir tahun ini.

Menurut Karaniya, inklusi keuangan selama ini memang menjadi tantangan bagi pemerintah. Bahkan, inklusi keuangan disebut sebagai mantra yang selama ini selalu muncul di diskusi keuangan dan perekonomian. Hal tersebut juga dudukung dengan data-data yang ia pegang.

"Pemain fintech e-money itu bisa dan semakin bisa memberi kontribusi dalam inklusi, bagaimana mengajak sebagian masyarakat yang berada di luar dunia keuangan formal bisa masuk ke keuangan formal melalui teknologi digital," kata Karaniya.

Untuk itu, Karaniya mengatakan ke depannya perusahaannya membidik kemitraan dengan pemerintah. Langkah ini adalah rencana lanjutan setelah sebelumnya perusahaan dompet digital itu menggandeng dua perusahaan unicorn lainnya, Tokopedia dan Grab Indonesia.

"Kami juga ingin Ovo menjadi partner pemerintah, misalnya tadi pemerintah mau masuk ke data driven government. Mungkin bagaimana ovo bisa dimanfaatkan pemerintah atau pemangku kepentingan lain agar sama-sama bisa membangun indonesia ke depannya," tutur dia.

Pasalnya, Karaniya percaya perusahaannya bisa mencapai predikat unicorn, salah satunya, lantaran menganut prinsip keterbukaan atau open system. Ia mengaku tak percaya dengan prinsip sistem tertutup atau close system. "Kolaborasi itu penting, itu prinsip yang kami pegang teguh."

Karaniya mengatakan sebagai pemain keuangan digital yang sudah cukup signifikan di Tanah Air, ia tak ingin perseroan sekadar menjadi pemain e-money biasa. Ia ingin perusahaannya itu menjadi aset strategis nasional. Secara umum, ia mengatakan pemain industri keuangan, khususnya fintech memang harus menjadi aset strategis nasional.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengumumkan bahwa Ovo telah menyandang status unicorn karena valuasi perusahaannya telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Saat ini, valuasi Ovo diduga telah menyentuh US$ 2,9 miliar atau Rp 41 triliun. Laman CB Insight mencatat valuasi OVO tersebut tercatat sejak 14 Maret 2019.

Ihwal angka yang disebut Rudiantara tersebut, Karaniya enggan berkomentar banyak. "Jangan dari kami dong. Kalau valuasi tanya yang menyebut valuasi," kata dia. Kendati, ia berterimakasih dan menghargai Rudiantara yang melakukan pengumuman tersebut.

CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY

Berita terkait

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

27 hari lalu

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

Anda lupa tidak bawa kartu e-tol? Jangan panik. Anda bisa bayar jalan tol tanpa kartu menggunakan OBU. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Jelang Lebaran, Ini Tips Aman Transaksi Keuangan di Platform Digital

30 hari lalu

Jelang Lebaran, Ini Tips Aman Transaksi Keuangan di Platform Digital

Berikut tips transaksi keuangan di platform digital yang aman dari ancaman tindak kejahatan, terutama menjelang Lebaran seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

OJK Terbitkan Peraturan soal Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Sasar Aset Kripto

38 hari lalu

OJK Terbitkan Peraturan soal Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Sasar Aset Kripto

OJK menerbitkan POJK 3/2024 tentang Penyelenggaraan IInovasi Teknologi Sektor Keuangan yang menyasar aset kripto.

Baca Selengkapnya

Fintech Lending UKU Prediksi Pengajuan Pinjaman Naik 30 Persen Selama Ramadan

41 hari lalu

Fintech Lending UKU Prediksi Pengajuan Pinjaman Naik 30 Persen Selama Ramadan

Fintech lending UKU memprediksi kenaikan pengajuan pinjaman selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

41 hari lalu

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

AFPI menjamin penagih utang dalam industri fintech lending sudah bersertifikat.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

45 hari lalu

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

Aspire bekerjasama dengan Mastercard tawarkan solusi kartu korporat untuk memudahkan UMKM

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut Keuangan Digital Game Changer, Transaksi e-Commerce 2023 Tembus Rp 454 T

23 Februari 2024

Bank Indonesia Sebut Keuangan Digital Game Changer, Transaksi e-Commerce 2023 Tembus Rp 454 T

Bank Indonesia mengatakan ekonomi dan keuangan digital akan menjadi game changer di Indonesia.

Baca Selengkapnya

OJK: 16 Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum Rp 2,5 Miliar

21 Februari 2024

OJK: 16 Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum Rp 2,5 Miliar

OJK telah menerbitkan sanksi administratif kepada pinjol yang belum memenuhi aturan tersebut.

Baca Selengkapnya

Ramai Mahasiswa ITB Bayar UKT Pakai Pinjol, Begini Penjelasan Lengkap Bos Danacita

30 Januari 2024

Ramai Mahasiswa ITB Bayar UKT Pakai Pinjol, Begini Penjelasan Lengkap Bos Danacita

Bos PT Inclusive Finance Group alias Danacita buka suara usai ramainya kasus bayar uang kuliah pakai pinjol di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Selengkapnya