Kuota Solar Bersubsidi Diproyeksikan Jebol, Ini Langkah Kemenkeu

Senin, 7 Oktober 2019 16:38 WIB

Nelayan 'Menjerit' Akibat Solar Bersubsidi Dikurangi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menyebutkan pihaknya akan berupaya menjaga realisasi subsidi energi pada tahun ini sesuai dengan outlook APBN 2019 meski kuota solar bersubsidi diproyeksikan jebol.

Pasalnya, Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas (BPH Migas) sebelumnya memprediksi akan terjadi overkuota distribusi solar bersubsidi menjadi 16,06 juta kiloliter. Hal ini terjadi apabila tidak ada pengendalian subsidi.

Realisasi distribusi solar bersubsidi per 25 September 2019 mencapai 11,67 juta kiloliter atau 80,46 persen dari kuota. Per 25 September 2019, distribusi solar bersubsidi seharusnya hanya 73,42 persen dari total kuota. Adapun kuota solar bersubsidi pada 2019 mencapai 14,5 juta kiloliter, lebih rendah dari kuota 2018 yang mencapai 15,62 kiloliter.

Karena ada potensi overkuota, BPH Migas lalu mengeluarkan Surat Edaran No. 3865/Ka BPH/2019 yang bertujuan untuk mengendalikan distribusi solar bersubsidi agar tidak terjadi overkuota pada akhir tahun. Namun begitu, surat edaran BPH Migas tersebut pada akhirnya dicabut sementara dalam rangka menjaga stabilitas di tengah masyarakat.

Pertamina pun tetap diminta untuk menyalurkan solar bersubsidi 2019 dengan prinsip kehati-hatian, akurat, tepat sasaran, tepat volume dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka menjaga kuota minyak solar 2019.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Terkait dengan dampaknya pada anggaran tersebut, Askolani mengatakan bahwa pihaknya masih perlu bertemu dengan BPH Migas dan Kementerian ESDM. "Kami belum tahu mengenai posisi update-nya," ujarnya, Senin, 7 Oktober 2019.

Namun Kementerian Keuangan, kata Askolani, tetap berkomitmen untuk menjaga realisasi subsidi solar tetap sejalan dengan outlook 2019 yang mencapai Rp 90,3 triliun. Ia berharap dalam pertemuan koordinasi tersebut, Kementerian Keuangan bisa memberi masukan pada Kementerian ESDM dan BPH Migas untuk menjaga realisasi subsidi energi tak jebol.

Direktur Penyusunan APBN Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Kunto Wibawa Dasanugraha mengatakan bahwa bagaimana pun realisasi subsidi solar bakal sesuai dengan outlook 2019. Hal ini mengingat harga Indonesia Crude Price (ICP) yang lebih rendah dibandingkan dengan asumsi ICP yang dipatok sebesar US$70 per barel.

Akibat ICP yang lebih rendah dari asumsi, realisasi subsidi solar per semester I/2019 pun baru sebesar Rp 11,67 triliun, 37,6 persen dari pagu yang mencapai Rp 31,04 triliun. Adapun pada perkembangan terakhir yakni per Agustus 2019, realisasi subsidi solar dan LPG 3 Kg mencapai Rp 44,52 triliun, di bawah outlook subsidi solar dan LPG 3 Kg yang mencapai Rp 90,28 triliun.

BISNIS

Berita terkait

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

7 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

7 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

10 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

14 hari lalu

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

15 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

27 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

BPH Migas: Ketahanan Stok BBM Selama Periode Posko Ramadan dan Idul Fitri 2024 Aman

28 hari lalu

BPH Migas: Ketahanan Stok BBM Selama Periode Posko Ramadan dan Idul Fitri 2024 Aman

BPH Migas menyebut ketahanan stok BBM (gasoline, kerosine, avtur) selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2024 dalam kondisi aman.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Gudang Tempat Pengisian Elpiji di Tangerang, 5 Orang Alami Luka Bakar

30 hari lalu

Kebakaran Gudang Tempat Pengisian Elpiji di Tangerang, 5 Orang Alami Luka Bakar

Gudang tempat pengisian elpiji di Tangerang kebakaran pada Senin malam, lima orang yang luka bakar telah dibawa ke rumah sakit.

Baca Selengkapnya