Kemenhub Yakin Sepeda Motor Listrik Tak Akan Menambah Kemacetan

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 4 Oktober 2019 07:02 WIB

Sejumlah sepeda motor listrik dipamerkan dalam pameran kendaraan bermotor listrik yang diadakan oleh Kementerian Perhubungan di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2019. Pameran kendaraan listrik ini mengangkat tema "Menuju Indonesia Bersih Udara dan Hemat Energi dengan Kendaraan Listrik. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Sarana Perhubungan Darat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Sigit Irfansyah optimistis maraknya sepeda motor listrik tidak akan menambah kemacetan lalu lintas di jalan raya Indonesia.

Menurutnya, pesepada motor listrik merupakan para pengguna yang akan bergeser dari pengguna sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM). "Kalau pengguna sepeda motor yang konvensional 10 orang dia akan tambah padat. Kalau 10 orang baru lagi yang pakai listrik jadi 20 orang yang pakai. Namun, kalau dari 10 orang bergeser 4 orang, jadi 6 orang tetap pakai motor konvensional, berarti trafik tetap sementara polusi berkurang," katanya kepada Bisnis.com, Kamis, 3 Oktober 2019.

Dia optimistis pengendara sepeda motor tersebut akan berganti bukan bertambah. Saat ini, para pengguna sepeda motor konvensional masih menanti kelanjutan dari kebijakan mengenai kendaraan listrik.

Dengan begitu, momentum wait and see perlu disambut pemerintah dengan memberikan berbagai insentif nonfiskal, agar pengendara sepeda motor mau mengganti kendaraannya yang berbahan bakar minyak.

"Apa keuntungannya selain pengurangan polusi, kemudahan apa yang didapat. Kalau di Norwegia insentif nonfiskal luar biasa, banyak sekali," katanya.

Dia mencontohkan berbagai insentif yang dapat diaplikasikan di Indonesia seperti pengisian daya gratis di tempat umum, mobil bisa masuk jalur busway di jam sibuk, hingga parkir gratis.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah sepeda motor yang berada di Indonesia pada 2017 mencapai 113,03 juta unit, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 105,15 juta unit.

Adapun, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menyatakan sepeda motor menjadi dalang utama yang menyebabkan polusi udara di Indonesia, khususnya Jakarta.

Angka polutan tertinggi di DKI Jakarta berasal dari motor dengan persentase 44,53 persen, bus 21,43 persen, mobil pribadi 16,11 persen, dan sisanya dari bajaj.

BISNIS

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Besok

1 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Besok

Penutupan sementara operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali diperpanjang hingga besok, Sabtu, 4 Mei 2024 pukul 18.00 WITA.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

Keputusan Kemehub menurunkan status 17 bandara internasional menjadi bandara domestik dinilai sebagai langkah yang tepat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

2 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

4 hari lalu

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

Kementerian ESDM menggandeng Kemendikbudristek untuk mengakselerasi program konversi sepeda motor listrik.

Baca Selengkapnya

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

6 hari lalu

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

6 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

6 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

InJourney menilai penyesuaian bandara internasional ini berpengaruh positif terhadap konektivitas udara dan pariwisata Tanah Air.

Baca Selengkapnya