Pintu masuk dan keluar parkir motor Mal Pejaten Village yang sudah memberlakukan pembayaran dengan OVO, Jakarta, 3 Juli 2019. TEMPO/EKO WAHYUDI
TEMPO.CO, Jakarta - CEO PT Espay Debit Indonesia Koe atau DANA Vincent Henry Iswaratioso menyatakan isu merger dengan dompet digital OVO merupakan spekulasi.
Vincent tidak memberikan banyak komentar saat ditanya mengenai isu merger yang bergulir akhir-akhir ini. Bahkan, dia menilai isu tersebut hanya merupakan spekulasi. "Tidak bisa berkomentar ya, karena itu spekulasi saya kira. No comment," ujar Vinvent saat ditemui dalam gelaran Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta, Selasa, 24 September 2019.
Hal senada disampaikan Director of Enterprise Payment PT Visionet Internasional (OVO) Harianto Gunawan. Menurut dia, masyarakat dan media perlu menghindari informasi atau spekulasi yang menggelembung.
"Kalau ada announcement apapun kami akan secara resmi memberikan announcement, tapi minta tolong jangan dengar dari spekulan-spekulan," ujar Harianto dalam kesempatan yang sama.
Adapun, dia menjelaskan, kolaborasi yang terjalin antara OVO dengan DANA saat ini di antaranya adalah penerapan standardisasi QR Code (QRIS). Kolaborasi itu pun tidak hanya melibatkan kedua perusahaan, melainkan banyak pelaku industri tekfin yang dinaungi asosiasi.
Menurut Harianto, kolaborasi memang tak terelakkan dalam perkembangan ekonomi digital, termasuk industri tekfin. Kolaborasi tersebut menurutnya memungkinkan pelaku industri lintas sektor untuk mengembangkan layanan bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan konvensional. "Ini adalah era kolaborasi, bukan era kompetisi," ujar dia.
Sebelumnya beredar informasi bahwa Grab, pemilik saham dari OVO, akan membeli mayoritas saham DANA. Dengan aksi korporasi tersebut, tersiar kabar bahwa Grab akan menggabungkan OVO dengan DANA.