Stasiun kereta api Malang, Jawa Timur. (Foto: Shutterstock)
TEMPO.CO, Malang -Rencana pengembangan tahap pertama Stasiun Kota Malang oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan sektor pariwisata pada kota terbesar kedua di Jawa Timur tersebut.
"Ini akan semakin mendukung Kota Malang menjadi heritage destination, karena nantinya wajah dari stasiun yang lama akan nampak," kata Wali Kota Malang Sutiaji usai melakukan peletakan batu pertama pengembangan Stasiun Malang Kota, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, 24 September 2019.
Sutiaji menjelaskan dengan pengembangan Stasiun Kota Malang tersebut, nantinya bangunan lama stasiun yang didirikan pada 1870 akan bisa terlihat menonjol, setelah dilakukan pembenahan.
Sutiaji menjelaskan wisata heritage atau budaya yang tengah gencar digaungkan Pemerintah Kota Malang itu juga akan menyiapkan konsep terpadu mulai dari Stasiun Malang Kota, Tugu Malang, hingga ke kawasan Heritage Kayutangan.
Rencananya Pemerintah Kota Malang akan melakukan pembenahan khususnya untuk akses terhadap para pejalan kaki, agar para wisatawan yang datang berkunjung ke Kota Malang bisa merasakan nuansa heritage yang ada, saat berjalan kaki.
"Nanti akan tersambung dari Kayutangan, Tugu, Stasiun Malang Kota. Penataan trotoar juga akan dilakukan," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Executive Vice President PT KAI Daop 8 Surabaya Suryawan Putra Hia mengatakan Kota Malang memiliki potensi pada sektor wisata yang cukup besar. Sehingga, pengembangan Stasiun Kota Malang perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan.
"Stasiun Kota Malang merupakan stasiun heritage, dengan pertumbuhan penumpang yang cukup tinggi," kata Suryawan.
Suryawan menambahkan keberadaan Stasiun Kota Malang merupakan salah satu penunjang dalam pengembangan sektor pariwisata di Kota Malang. Hal tersebut dikarenakan tren pengguna jasa angkutan kereta api tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Dalam rencana jangka panjang, pengembangan Stasiun Kota Malang akan menjadi kawasan yang mengadopsi tata ruang campuran dan memaksimalkan penggunaan angkutan massal.
"Kami akan fokus pada peningkatan pelayanan. Pengembangan juga akan menyesuaikan, dimana stasiun akan dikembangkan menjadi kawasan Transit Oriented Development (TOD)," kata Suryawan.
Rencananya, bangunan stasiun tahap pertama tersebut akan memiliki luas kurang lebih 2.086 meter persegi. Antara bangunan baru dan Stasiun Malang Kota yang lama akan dihubungkan dengan menggunakan skybridge.
Konsep desain yang diusung dalam pembangunan tahap pertama tersebut terinspirasi dari bentuk Gunung Putri Tidur yang terletak di antara Kabupaten Malang dan Kota Batu. Bangunan itu nantinya akan mengedepankan konsep ramah lingkungan untuk sirkulasi udara.