Rupiah Menguat, Menteri Darmin Minta Eksportir Tak Khawatir

Jumat, 13 September 2019 19:12 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjadi pembicara dalam acara Dies Natalis ke-11 Program Vokasi Universitas Indonesia, Depok, Senin, 22 Juli 2019. TEMPO/Irsyan Hasyim

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution meminta para eksportir tak khawatir dengan menguatnya nilai tukar rupiah belakangan. Sebab, rupiah masih nerada di level kompetitif. "Arahnya memang begitu (menguat), jangan belum apa-apa sudah khawatir," ujar Darmin di kantornya, Jumat, 13 September 2019.

Ia pun mengingatkan bahwa pada awal 2018 nilai tukar masih berada di Rp 13.400-13.500 per dolar Amerika Serikat. Sementara, saat ini, nilai tukar masih di kisaran Rp 13.900-14.000 per dolar AS. "Kalau sudah Rp 13.400 atau Rp 13.300 boleh khawatir."

Dilansir dari Antara, Nilai tukar yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat terapresiasi ke level Rp 13.900 per dolar AS seiring optimisme pelaku pasar terhadap meredanya perang dagang.

Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk menunda kenaikan tarif tambahan pada barang-barang Cina. "Langkah tersebut meningkatkan harapan untuk meredanya friksi dagang antara dua negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia," katanya, Jumat, 13 September 2019.

Menurut Ariston, meredanya ketegangan perang dagang AS-Cina itu telah mendorong minat pelaku pasar terhadap aset-aset di negara berkembang yang akhirnya berdampak pada mata uang.

Terpantau, pergerakan rupiah pada Jumat pagi mengalami apresiasi sebesar 40 poin atau 0,29 persen menjadi Rp 13.950 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 13.990 per dolar AS.

Sentimen selanjutnya, kata dia, pasar akan tertuju pada pertemuan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) yang diperkirakan akan memangkas suku bunganya."Keputusan The Fed menjadi perhatian pelaku pasar dalam menentukan arah kebijakan investasinya," katanya.

Ia mengemukakan Trump kembali meminta Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga ke wilayah negatif, sebuah langkah yang biasanya enggan dilakukan oleh bank sentral dunia untuk melawan pertumbuhan ekonomi yang lemah.

Ariston mengemukakan Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada pidatonya di Swiss belum lama ini mengeluarkan beberapa pernyataan yang memberikan indikasi belum akan melakukan pemotongan suku bunga pada bulan September ini.

CAESAR AKBAR | ANTARA

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

9 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di 16.155 per USD, karena Respons Prabowo Presiden Terpilih atau Kenaikan Suku Bunga Acuan BI?

11 hari lalu

Rupiah Menguat di 16.155 per USD, karena Respons Prabowo Presiden Terpilih atau Kenaikan Suku Bunga Acuan BI?

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 65 poin ke level Rp 16.155 per dolar AS hari dalam perdagangan ini.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

12 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

13 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

13 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya