Dirut PT Pindad: Habibie Pencetus Kemandirian Industri Pertahanan

Kamis, 12 September 2019 14:45 WIB

Pengunjung mengamati senjata buatan PT Pindad (Persero) yang dipamerkan dalam Habibie Festival di Museum Nasional, Jakarta Pusat, 12 Agustus 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Presiden Ketiga RI BJ Habibie, yang sempat menjadi Direktur Utama pertama PT Pindad. “Beliau semasa hidupnya pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad (Persero) yang pertama setelah Pindad menjadi BUMN, beliau menjabat sebagai Dirut PT Pindad (Persero) selama 15 tahun dari tahun 1983 -1998,” kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Kamis, 12 September 2019.

Abraham mengatakan, Habibie yang meletakkan dasar-dasar kemandirian industri pertahanan Indonesia. “Dengan ide beliau lah dicetuskan bagaimana kemandirian Indonesia dalam industri pertahanan dengan mengedepankan riset, development dan inovasi serta harus bisa menciptakan produk militer secara mandiri,” kata dia.

Abraham menyatakan belasungkawanya. “Segenap Direksi, Komisaris dan seluruh karyawan PT Pindad (Persero) turut berbela sungkawa atas berpulangnya ke Rahmatullah Bapak Prof. DR. BJ Habibie yang merupakan tokoh nasional Presiden RI ke-3, yang juga dikenal sebagai bapak teknologi Indonesia yang menetapkan dasar-dasar riset dan teknologi di Indonesia,” kata dia.

Menurut Abraham, Habibie adalah peletak fondasi transformasi Pindad menjadi BUMN pada tahun 1993. “Beliau yang menetapkan fondasi saat menakhodai tim ‘corporate-plan’ dalam menetapkan perencanaan secara seksama. Kala itu beliau merangkap jabatan sebagai ketua BPPT. Sejak itu, secara efektif peran BPPT dalam mengkaji dan menerapkan teknologi di Pindad mulai dilaksanakan, “ kata dia.

Abraham mengatakan, Habibie senang saat Pindad berhasil membuat produk senjata. Habibie memesankan agar terus mengembangkan bisnis Pindad dengan memasuki sektor industrial dengan pemanfaatan teknologi yang ada.

Advertising
Advertising

Habibie menuangkan pesannya dalam buku memperingati 30 tahun Pindad. “Saat ini saya lihat Pindad sudah membuat SS1, itu bagus, Sekarang juga ada Panser Anoa. Tetapi perlu diperhatikan juga strategi jangka panjang. Jangan sampai Pindad hanya mengandalkan pesanan dari anggaran militer. Kita masih punya peluang mengembangkan bisnis yang lebih besar lagi dengan kompetensi SDM yang sudah ada dan penguasaan teknologi yang Pindad miliki saat ini,” kata Habibie dikutip dari buku tersebut.

Habibie menyampaikan soal pentingnya QCD dalam industri. “Q itu Quality, segala sesuatunya harus dibuat berkualitas tinggi dan konsisten. C itu Cost, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis. D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu,” pesannya.

Habibie juga sempat menuliskan harapannya pada Pindad, dalam bingkai fotonya saat menyambangi booth Pindad di Habibie Festival tahun 2016 di Jakarta. “Semoga Pindad selalu di garis depan mengembangkan dan menerapkan teknologi terkini membangun industri pertahanan,” tulis Habibie.

Berita terkait

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

2 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

2 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

7 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

15 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

20 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

25 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

29 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

35 hari lalu

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

Zulhas memimpin pemusnahan barang impor ilegal yang didapat dari pengawasan post border. Adapun total nominal barang itu mencapai Rp 9,3 miliar.

Baca Selengkapnya