Dirut PT Pindad: Habibie Pencetus Kemandirian Industri Pertahanan
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 12 September 2019 14:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Presiden Ketiga RI BJ Habibie, yang sempat menjadi Direktur Utama pertama PT Pindad. “Beliau semasa hidupnya pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad (Persero) yang pertama setelah Pindad menjadi BUMN, beliau menjabat sebagai Dirut PT Pindad (Persero) selama 15 tahun dari tahun 1983 -1998,” kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Kamis, 12 September 2019.
Abraham mengatakan, Habibie yang meletakkan dasar-dasar kemandirian industri pertahanan Indonesia. “Dengan ide beliau lah dicetuskan bagaimana kemandirian Indonesia dalam industri pertahanan dengan mengedepankan riset, development dan inovasi serta harus bisa menciptakan produk militer secara mandiri,” kata dia.
Abraham menyatakan belasungkawanya. “Segenap Direksi, Komisaris dan seluruh karyawan PT Pindad (Persero) turut berbela sungkawa atas berpulangnya ke Rahmatullah Bapak Prof. DR. BJ Habibie yang merupakan tokoh nasional Presiden RI ke-3, yang juga dikenal sebagai bapak teknologi Indonesia yang menetapkan dasar-dasar riset dan teknologi di Indonesia,” kata dia.
Menurut Abraham, Habibie adalah peletak fondasi transformasi Pindad menjadi BUMN pada tahun 1993. “Beliau yang menetapkan fondasi saat menakhodai tim ‘corporate-plan’ dalam menetapkan perencanaan secara seksama. Kala itu beliau merangkap jabatan sebagai ketua BPPT. Sejak itu, secara efektif peran BPPT dalam mengkaji dan menerapkan teknologi di Pindad mulai dilaksanakan, “ kata dia.
Abraham mengatakan, Habibie senang saat Pindad berhasil membuat produk senjata. Habibie memesankan agar terus mengembangkan bisnis Pindad dengan memasuki sektor industrial dengan pemanfaatan teknologi yang ada.
Habibie menuangkan pesannya dalam buku memperingati 30 tahun Pindad. “Saat ini saya lihat Pindad sudah membuat SS1, itu bagus, Sekarang juga ada Panser Anoa. Tetapi perlu diperhatikan juga strategi jangka panjang. Jangan sampai Pindad hanya mengandalkan pesanan dari anggaran militer. Kita masih punya peluang mengembangkan bisnis yang lebih besar lagi dengan kompetensi SDM yang sudah ada dan penguasaan teknologi yang Pindad miliki saat ini,” kata Habibie dikutip dari buku tersebut.
Habibie menyampaikan soal pentingnya QCD dalam industri. “Q itu Quality, segala sesuatunya harus dibuat berkualitas tinggi dan konsisten. C itu Cost, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis. D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu,” pesannya.
Habibie juga sempat menuliskan harapannya pada Pindad, dalam bingkai fotonya saat menyambangi booth Pindad di Habibie Festival tahun 2016 di Jakarta. “Semoga Pindad selalu di garis depan mengembangkan dan menerapkan teknologi terkini membangun industri pertahanan,” tulis Habibie.