TEMPO.CO, Badung - Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Rohan Hafas mengenang jasa presiden ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie, yang memberikan kontribusi besar terhadap bank pelat merah itu. Dia mengatakan Bank Mandiri merupakan merger dari empat bank yang runtuh pada saat krisis 1998.
Empat bank yang collaps itu, kata dia, Bank Exim, Bank Bumi daya, Bank Dagang Negara dan Bapindo. "Kemudian di-merger menjadi satu bank. Kemudian pada satu rapat itu akan dimintakan nama ke Presiden (Habibie), nama apa yang paling cocok, Pak Habibie menyebut Mandiri," kata Rohan di Desa Kutuh, Badung, Bali, Kamis, 12 September 2019.
Kata itu yang kemudian menjadi asal usul nama Bank Mandiri pada saat pertama kali dibentuk 1998. Sesuai namanya, Bank Mandiri memiliki filosofi ada untuk masyarakat, terutama yang memerlukan kredit, kredit mikro, dan UKM.
Rohan menegaskan Habibie merupakan sosok yang memiliki arti khusus bagi Bank Mandiri. "Karena beliau lah yang memberi nama dan beliau lah yang mengawal bank ini menapak 21 tahun yang lalu," ujar dia.
Disamping itu, kata Rohan, Habibie juga memiliki jasa yang lain seperti di industri aeronotika. Dan, kata dia, peninggalan Habibie banyak sekali, seperti hak paten di bidang aeronotika.
Dia berharap prestasi itu dapat terus menjadi kenangan bagi kita bank-bank di Indonesia, bahwa Habibie bisa berkiprah di dunia bahkan di Boeing. "Jadi kami pun menyampaikan belasungkawa atas nama Bank Mandiri semoga beliau amal baik-Nya diterima Allah," kata Rohan.
Wafat pada Rabu, 11 September 2019 pukul 18.03 WIB, Habibie yang berusia 83 tahun itu sebelumnya menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta Pusat sejak Senin lalu. Habibie meninggal karena penurunan fungsi tubuh dan gagal jantung.
Rencananya Habibie bakal dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan hari ini pukul 14.00 WIB. Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi akan memimpin upacara pemakaman tersebut.