Luhut Optimistis Indonesia Bisa Buat Mobil Listrik Sendiri

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Kamis, 12 September 2019 13:44 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, mengunjungi booth Mitsubishi di pameran kendaraan listrik di Indonesia Electric Motor Show 2019 di Balai Kartini, Jakarta, 4 September 2019. (MMKSI)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meyakini bahwa sejatinya Indonesia bisa membuat mobil listrik sendiri. Sebab, Tanah Air sudah punya modal bahan baku yang melimpah untuk membuat produk mobil berenergi setrum itu di dalam negeri.

Luhut mencontohkan kerangka mobil listrik yang bisa dibuat dari produk turunan nikel yang banyak di Indonesia. Adapun bannya bisa dibuat dari karet lokal. "Jadi sebenarnya kita bisa buat sendiri. Kita aja yang terkadang mau gampangnya saja, ekspor raw material," ujar Luhut Luhut saat ditemui di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis, 12 September 2019.

Karena itu, Luhut mengatakan, ke depannya mesti ada pengorbanan untuk mendorong hilirisasi sehingga dalam beberapa tahun ke depan akan ada nilai tambah dari produk Indonesia. Saat ini, industri pengolahan nikel tengah dikembangkan, salah satunya di Morowali, Sulawesi Tengah.

Ke depannya, Luhut menjelaskan, di Morowali akan dikembangkan juga pabrik baterai lithium dan daur ulang baterai untuk mobil listrik. "Nikel ini kan bisa sampai 2024 dengan lithium baterai, dengan proses recycle itu bisa create US$ 34 miliar. Sekarang sudah hampir lebih US$ 10 miliar," tuturnya.

Dengan pengembangan industri itu, kata Luhut, imbasnya bukan hanya kepada nilai tambah produk, namun juga kepada lapangan kerja. Pada 2024, di Morowali saja sudah 95 ribu orang pekerja yang terserap. "Itu belum termasuk pabrik baterai dan daur ulang baterai."

Luhut mengatakan hilirisasi memang menjadi fokus pemerintah beberapa waktu ke depan. Sehingga, nilai tambah yang dihasilkan bisa terus bertumbuh. Jadi, Indonesia tidak lagi hanya bergantung kepada ekspor komoditas.

Berdasarkan data yang ia miliki, Indonesia memang sudah mengalami pertumbuhan ekspor negatif sejak triwulan I 2019 lantaran terimbas penurunan harga komoditas seperti minyak sawit, batubara, hingga karet. "Karena kita bergantung kepada harga komoditas dan enggak ada added value," tutur Luhut.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

9 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

10 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

13 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

14 jam lalu

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan kewarganegaraan ganda bagi para diaspora Indonesia. Apa itu diaspora Indonesia?

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

15 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

16 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

17 jam lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

20 jam lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

21 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya