Kontainer Diduga Isi Sampah Plastik, KLHK Diminta Bertindak

Rabu, 11 September 2019 17:10 WIB

Suasana bongkar-muat kontainer di New Priok Container Terminal 1 (NPCT-1) Tanjung Priok, Jakarta, Rabu, 31 Oktober 2018. Terminal baru tersebut dapat melayani kapal peti kemas dengan kapasitas 13-15 ribu TEUs dengan bobot di atas 150 ribu DWT. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Maritime Logistic Transportation Watch mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK segera melakukan pemeriksaan terhadap ratusan kontainer impor. Kontainer itu diduga berisi sampah plastik yang sampai kini menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sekretaris Jenderal Indonesia Maritime Logistic Transportation Watch atau IMLOW Achmad Ridwan Tentowi mengatakan menerima informasi di antara kontainer itu sudah ada yang mengendap lebih dari 60 hari di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

"Apabila dibiarkan atau terlambat pemeriksaannya sehingga terlambat untuk di re-ekspor akan menyebabkan terganggunya kelancaran arus barang dan juga akan menyebabkan makin tingginya biaya penumpukan di pelabuhan sehingga akan menyulitkan proses re-ekspornya," ujarnya, Rabu, 11 September 2019.

Dia mengatakan berlarutnya penyelesaian masalah itu pada akhirnya berpotensi ratusan kontainer impor yang diduga berisi sampah atau limbah plastik tersebut ditelantarkan oleh importirnya seperti kejadian sebelumnya pada beberapa tahun lalu.

Oleh karena itu, dia meminta instansi berwenang tegas agar kontainer impor limbah itu bisa dire-ekspor. "Mengingat dari jumlah peti kemas impor berisi sampah itu sudah banyak mengendap di terminal peti kemas maupun fasililitas TPS di pabean Priok, bahkan sudah ada yang mengendap lebih dari 60 hari," ucap Ridwan.

Advertising
Advertising

Berdasarkan catatan IMLOW, imbuhnya, masuknya sampah plastik impor dalam jumlah besar tersebut bukan kejadian yang pertama kali. Juga telah terjadi beberapa kali abandon (kontainer impor tdk diurus lagi oleh importirnya) di Pelabuhan Tanjung Priok yang akhirnya menyulitkan semua pihak terkait dalam pengurusannya.

"Kalau kontainer impor itu sampai di-abandon akan menjadi kerugian besar buat kita semua lantaran tidak ada yang bertanggung jawab mengenai biaya-biaya di pelabuhannya seperti handling, storage dan lainnya," paparnya.

Ridwan mengatakan, menumpuknya ratusan kontainer yang terlalu lama di pelabuhan sangat berpotensi mempengaruhi kelancaran arus barang dan logistik dari dan ke pelabuhan Priok akibat kepadatan pada yard occupancy ratio (YOR) di terminal peti kemas maupun di TPS.

Saat ini, Pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yang layani ekspor impor yakni: Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Peti Kemas Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok.

Berita terkait

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

3 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

4 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

4 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

6 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

6 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

7 hari lalu

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

7 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

7 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

4 Sumber Bau Tak Sedap di Rumah dan Cara Mengusirnya

8 hari lalu

4 Sumber Bau Tak Sedap di Rumah dan Cara Mengusirnya

Berikut barang yang biasa jadi sumber bau tak sedap di rumah dan cara mengatasinya agar Anda tak malu bila ada kerabat berkunjung.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

11 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya