Bos Baru BTN Bakal Dikocok Ulang

Rabu, 4 September 2019 06:45 WIB

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Suprajarto memberikan keterangan pers terkait penetapannya menjadi Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2019. Dalam keterangannya Suprajarto, tidak dapat menerima keputusan dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BTN yang menetapkan ia sebagai Direktur Utama. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tengah mengagendakan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk menentukan sosok pengisi direktur utama yang saat ini tengah kosong. Pemegang saham BTN harus mengocok ulang bos perseroan, setelah Suprajarto yang ditunjuk untuk menggantikan Maryono dalam RUPS Luar Biasa, menyatakan mundur dari jabatannya.

“Kami sedang mengajukan RUPS kembali ke Kementerian BUMN, tapi sejauh ini masih belum ada jadwal tepatnya kapan akan diselenggarakan,” ujar Sekretaris Perusahaan BTN Achmad Chaerul, kepada Tempo, Selasa 3 September 2019. Adapun sementara ini, BTN dipimpin oleh Oni Febriarto sebagai pelaksana tugas direktur utama, yang juga menjabat sebagai Direktur Commercial Banking.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV Otoritas Jasa Keuangan, Slamet Edy Purnomo sebelumnya mengingatkan agar BTN segera memutuskan direktur utama definitifnya maksimal dalam 90 hari sejak posisi tersebut kosong. “Ketentuan itu berdasarkan Anggaran Dasar bank bahwa kekosongan dirut paling lama 90 hari,” katanya.

Terkait dengan waktu pelaksanaan RUPS Luar Biasa kembali, Edy mengatakan hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan pemegang saham. “Tergantung mereka asalkan dalam tenggat waktu itu.”

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan. Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan hingga kini lembaganya masih belum memutuskan siapa sosok yang akan ditetapkan sebagai direktur utama BTN. “Masih belum tahu,” ujar dia. Namun, dia memastikan jika RUPS Luar Biasa akan segera digelar dalam waktu 90 hari sesuai ketentuan yang berlaku.

Advertising
Advertising

Gatot mengatakan opsi calon direktur utama BTN terbuka bagi siapa pun yang memiliki kompetensi dan kapasitas. Dia menuturkan BTN memiliki peran yang strategis, mengingat posisinya sebagai mortgage banking terbesar di Indonesia saat ini. “BTN ini challenging, apalagi backlog perumahan kita saat ini ada 11 juta dan perlu diakselerasi,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana harian (Plh) Direktur Utama BTN Oni Febriarto memastikan kinerja perseroan tak terpengaruh di tengah gonjang-ganjing yang terjadi. Seluruh direksi yang ada saat ini juga tetap solid dan menjalankan tugasnya dengan normal. “Kami tetap kompak dan bekerja keras dengan effort yang luar biasa, visinya jelas kami akan memperbesar kapasitas sebagai bank yang fokus di perumahan,” ucapnya.

<!--more-->

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah berujar sebagai perbankan ujung tombak penyalur kredit properti, pekerjaan rumah BTN masih besar. Pasalnya, selain mencari keuntungan, BTN juga tak lepas dari sejumlah penugasan pemerintah. “Ruang gerak BTN terbatas, tidak seperti bank-bank lain, perubahan juga tidak bisa dilakukan dengan cepat,” ujar dia.

Bos baru BTN juga dihadapkan pada kondisi kinerja perseroan yang mengalami penurunan laba bersih di pertengahan tahun ini. BTN mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 1,31 triliun atau turun 8,4 persen dari periode yang sama tahun lalu. “Ini menjadi tantangan juga bagi direksi yang baru, khususnya perihal tingkat keuntungan dan rasio kredit bermasalah (NPL),” kata Piter.

Di sisi lain, pasca kegaduhan yang sempat terjadi dalam pusaran pergantian direksi bos-bos bank pelat merah sepekan terakhir, Piter meminta Kementerian BUMN untuk melakukan evaluasi tata pengelolaan organisasi selama ini. “Bank-bank ini memang kepanjangan pemerintah, tapi jangan lupa bahwa mereka juga lembaga profesional yang perlu menghasilkan profit,” ujarnya.

Sehingga, dalam pemberian mandat pengurus bank BUMN ke depan, dapat lebih didasarkan pada sistem meritokrasi dan asas profesionalitas. “Dan para direksi ini harus diberikan sistem punishment dan reward yang jelas agar mereka bisa optimal memberikan kinerja yang terbaik, tidak hanya di zona nyaman dan menjadi safety player,” kata Piter.

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 jam lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

12 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

3 hari lalu

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

BTN Syariah membukukan laba bersih kuartal I 2024 mencapai Rp 164,1 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

3 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

3 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

3 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

9 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

9 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

12 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

20 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya