Harga Gabah Naik, Waspadai Lonjakan Harga Pangan Lain

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 3 September 2019 14:40 WIB

Pedagang menimbang beras dagangannya di Pasar Santa, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019. Pemerintah bakal memperpanjang program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium hingga akhir tahun dari yang sebelumnya berakhir pada 31 Mei 2019 sebanyak 1,48 juta ton. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta mewaspadai gejolak harga pangan lantaran mulai terjadi kenaikan harga gabah di tingkat petani. Kenaikan harga gabah itu telah diikuti pula oleh lonjakan harga beras dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 3,04 persen menjadi Rp 4.759 per kilogram. Sementara di tingkat penggilingan, harga GKP naik 3,04 persen menjadi Rp 4.856 per kilogram dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Adapun harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik 0,60 persen menjadi Rp 5.309. Di tingkat penggilingan, GKG naik 0,71 persen menjadi Rp5.423 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Hal tersebut diikuti oleh kenaikan harga beras di tingkat penggilingan dari seluruh kualitas baik rendah, medium, maupun premium. Tercatat harga beras kualitas rendah naik 1,31 persen menjadi Rp 9.048, kualitas medium naik 0,14 persen menjadi Rp9.224, dan kualitas premium naik 0,11 persen menjadi Rp9.530.

Sekretaris Jenderal Persatuan Pengusaha Beras dan Padi (Perpadi) Burhanuddin mengatakan, kenaikan tersebut merupakan sinyal gejolak harga pangan jelang masuknya musim paceklik akibat kemarau berkepanjangan.

“Seharusnya ini sudah diantisipasi dari awal mengingat ini adalah pola tahunan dan sudah diperingatkan dari awal bahwa adanya fenomena El-Nino,” katanya kepada Bisnis.com, Senin 2 September 2019.

Advertising
Advertising

Akan tetapi, menurut Burhanuddin stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 2,37 juta ton masih aman untuk menghadapi musim paceklik. Oleh karena itu, ia yakin bahwa hingga akhir tahun ini pemerintah masih belum mengimpor beras seperti tahun lalu. “Masih belum butuh impor, stok masih ada, dan sejumlah daerah masih panen,”ujarnya.

Terkait dengan hal tersebut, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto mengatakan, pemerintah saat ini masih belum berencana melakukan impor beras. Pasalnya, stok CBP hingga saat ini dinilai masih aman untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2020 mendatang atau musim panen selanjutnya.

“Kita belum bicara impor, pasokan masih cukup, pantauan kami di PIBC untuk serapan harian masih diatas rata-rata normal sampai dengan 3000 ton per hari,” katanya ketika ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (2/9/2019).

Ketua Asosiasi Pedagang Induk Beras Cipinang (PIBC) Nellys Soekidi mengatakan, walaupun terjadi kenaikan harga, secara umum harga beras masih bisa dikatakan stabil. Ia tak bisa memastikan apakah akan terjadi gejolak harga pangan akibat kurangnya pasokan sebagai dampak dari kemarau berkepanjangan. “Sampai saat ini pasokan masih normal, masih sekitar 3.000 ton per hari,” katanya kepada Bisnis, Senin.

BISNIS | EKO WAHYUDI

Berita terkait

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

1 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

7 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

23 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

3 hari lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

7 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

7 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya