Harga Cabai dan Emas Diprediksi Sumbang Inflasi Agustus

Reporter

Bisnis.com

Senin, 2 September 2019 06:56 WIB

Pedagang merapikan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 1 Februari 2016. Salah satu penyumbang inflasi adalah bawang merah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memprediksi inflasi pada Agustus 2019 berada di kisaran 0,16 persen month-to-month (mtm). Sedangkan untuk inflasi tahunan diproyeksikan pada angka 3,54 persen year-on-year (yoy).

“Secara mtm memang ada kecenderungan turun. Tetapi dari sisi inflasi tahunan menunjukkan sedikit peningkatan. Ini lebih dikarenakan low base dari inflasi tahun lalu yang rendah,” katanya saat dihubungi Jumat, 30 Agustus 2019.

Josua menjelaskan kontribusi terbesar untuk inflasi Agustus 2019 adalah inflasi inti yang diperkirakan berada pada angka 3,20 persen. Salah satu penopang hal ini adalah kenaikan harga emas selama beberapa bulan terakhir.

Peningkatan harga tersebut disebabkan oleh faktor global berupa perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tak kunjung usai. Kejadian ini membuat banyak investor beralih ke instrumen lain seperti emas.

“Selain itu, tahun ajaran baru yang sudah dekat juga turut berdampak terhadap inflasi bulan Agustus,” tambahnya.

Advertising
Advertising

Sementara itu, pada sisi bahan-bahan pangan, faktor penggerak inflasi musiman seperi hari raya sudah mulai berangsur-angsur hilang. Hal ini berimbas pada penurunan beberapa harga bahan pangan seperti bawang merah sebesar 16,7 persen, dan bawang putih sebanyak 8,4 persen.

“Ada juga yang naik karena permintaannya banyak. Kenaikan harga cabai merah mencapai 8 persen,” kata Josua.

Josua melanjutkan, pemerintah perlu terus menjaga kestabilan harga bahan pangan. Koordinasi antarpihak terkait untuk menjaga kesediaan barang menjadi vital untuk upaya ini.

Usaha ini terutama harus dilakukan pada daerah yang berpotensi kekurangan bahan pangan. Kurangnya bahan akan menyebabkan inflasi di daerah tersebut meroket.

"Transportasi dan distribusi menjadi kunci utama agar inflasi pangan yang selama ini menjadi penggerak utama (inflasi) dapat ditekan. Apalagi, saat ini sedang terjadi kemarau panjang," katanya.

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Harga Emas Antam Melonjak jadi Rp 1.327.000 per Gram

3 hari lalu

Hari Ini Harga Emas Antam Melonjak jadi Rp 1.327.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 17.000 menjadi Rp 1.327.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 15.000 per Gram

4 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 15.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu ke level Rp 1.310.000.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya