BI Rate Turun Lagi, Sri Mulyani Akan Sesuaikan Kebijakan Fiskal

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Jumat, 23 Agustus 2019 11:06 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019. Rapat kerja tersebut membahas pengesahan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merespons positif penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate yang baru saja dilakukan lagi oleh Bank Indonesia (BI). Selanjutnya, Kementerian Keuangan akan melengkapinya dengan sejumlah kebijakan dari sisi pemerintah.

Jadi policy yang sudah dilakukan oleh Bank Indonesia akan kita sinkronkan (menyesuaikan) dengan pemerintah, baik fiskal ke depan maupun yang sekarang,” kata Sri Mulyani saat ditemui usai acara peluncuran Modul Penerimaan Negara (MPN) Generasi Ketiga di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat, 23 Agustus 2019. Namun, ia belum menjelaskan rinci bentuk penyesuaian kebijakan fiskal yang bakal dilakukan.

Menurut Sri Mulyani, dirinya menghormati keputusan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan agar momentum pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga. Kemenkeu, BI, dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kata dia, akan terus menjaga ekonomi Indonesia. Jika sinyal dalam perekonomian global semakin menunjukkan adanya pelemahan, maka ketiganya akan segera menentukan campuran kebijakan yang bakal diterbitkan.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, penurunan tingkat suku bunga tersebut dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

"Ini adalah sebagai langkah preemtive terhadap dampak dari pelambatan ekonomi dunia dan sekaligus sebagai sinergi kami dengan pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," kata Perry saat mengelar konferensi pers di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 22 Agustus 2019.

Advertising
Advertising

Perry menjelaskan, kebijakan penurunan suku bunga juga konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen. Selain itu, keputusan tersebut diambil di tengah kondisi imbal hasil investasi aset keuangan domestik yang masih menarik sehingga mendukung stabilitas eksternal.

Penurunan tingkat suku bunga kali ini membuat BI tercatat telah menurunkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebanyak dua kali tahun ini. Penurunan pertama diputuskan pada 18 Juli 2019 sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Sedangkan sepanjang 2018 kemarin, BI telah menaikkan tingkat suku bunga sebesar 175 bps menjadi 6 persen

FAJAR PEBRIANTO | DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

10 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya