Penjualan Semen Indonesia Turun, Terimbas Ekonomi Melemah
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Martha Warta Silaban
Rabu, 21 Agustus 2019 19:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencatat penjualan yang menurun hingga semester I 2019. Data penjualan perusahaan mencatat hingga saat ini atau year to date penjualan semen domestik turun menjadi 13,4 juta ton sebelumnya 14,3 juta ton.
General Manager of Marketing Semen Indonesia Johanna Daunan mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan semen domestik memang turun sebesar 2,5 persen. "Kondisi ini terpengaruh oleh menurunnya permintaan semen di sektor retail yang kurang bergairah, itu faktor utama," kata Johanna di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu 21 Agustus 2019.
Menurut Johanna, permintaan semen dari sektor retail yang menurun tersebut terimbas dari ekonomi domestik yang juga ikut melemah. Padahal, penjualan semen untuk sektor retail merupakan pasar terbesar mencapai lebih dari 70 persen dari total penjualan perusahaan.
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 mencapai 5,05 persen. Angka tersebut menurun jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang mampu mencapai 5,27 persen. Adapun sampai akhir tahun pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 5,3 persen sepanjang tahun.
Johanna melanjutkan, penurunan permintaan semen tersebut juga terimbas dengan adanya agenda politik atau pemilihan umum tahun ini. Selain itu, penurunan juga terimbas dari faktor musiman yakni musim hujan dan juga adanya hari raya libur lebaran.
Kendati demikian, Johanna optimistis penjualan semen emiten dengan kode saham SMGR ini bakal positif pada semester II 2019. Membaikkan penjualan tersebut, diharapkan sejalan dengan membaikkan permintaan akan semen pada semester II.
"Semoga dengan permintaan yang membaik bisa ikut memberikan dampak pada kinerja keuangan sampai akhir tahun ini," kata Johanna.
Sementara itu, hingga triwulan II 2019, pendapatan PT Semen Indonesia atau SMGR mencapai Rp 8,2 triliun atau tumbuh 1,2 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan dari sisi laba bersih perusahaan mampu mencetak pertumbuhan laba sebesar 2,6 persen pada triwulan I atau menurun 0,7 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.