Bos PT SMK Ingin Mobil Esemka Meluncur Tahun Ini
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rahma Tri
Selasa, 13 Agustus 2019 15:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya berharap mobil Esemka bisa diluncurkan tahun ini. "Kami harapkan, itu adalah harapan kami," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2019.
Edy berjanji akan mengungkap detail kemajuan dan linimasa produksi mobil Esemka pada saat peluncuran produk yang digadang-gadang jadi mobil nasional itu. Kendati, demikian, ia belum mau menyebut waktu pasti peluncuran itu.
Yang pasti, ujar Eddy, mobil Esemka yang pertama kali diluncurkan adalah mobil pikap dengan varian ukuran dan kapasitas mesin tertentu. Adapun Esemka masih belum akan memproduksi mobil penumpang. "Passenger cars belum, kita masih dedicate kepada pickup komersial."
Eddy mengatakan, hingga kini perseroan masih mempersiapkan fasilitas dan produksi mobil tersebut. "Pabriknya di Boyolali, yang jelas mesti komersial dulu, kalau enggak kita enggak hidup dong," ujar Eddy.
Adapun kendala yang dihadapi Esemka, tutur Eddy, saat ini relatif sama dengan pelaku otomotif lainnya. Salah satunya adalah kesulitan mendapatkan pemasok untuk komponen-komponen mobil yang diperlukan.
Karena itu, ia mengapresiasi pemerintah yang menjembatani pelaku industri mobil dengan pelaku pembuat komponen otomotif. Dengan demikian ia meyakini mobil pabrikan perusahaannya bisa memenuhi target penggunaan komponen dalam negeri.
<!--more-->
Saat ini, perseroan telah bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk pengadaan suku cadang kendaraan antara lain ban, velg, kaca, accu, alternator, starter, filter-filter, jok, grill, knalpot, van belt, bak kargo, tangki bahan bakar, chassis, dan per daun.
Dalam lain kesempatan, Kementerian Perindustrian berharap PT SMK menggunakan 70 persen komponen lokal dalam membangun mobil Esemka. "Kami harapkan begitu," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Harjanto.
Harjanto menyadari bahwa tingkat kandungan dalam negeri pada mobil Esemka tidak mungkin bisa mencapai 100 persen. Pasalnya, berdasarkan praktik perindustrian di seluruh dunia, pengembangan industri tetap harus mengedepankan prinsip efisiensi. "Di negara mana pun, termasuk Airbus kan enggak semua komponen dari Eropa," tutur dia.
CAESAR AKBAR