Perang Dagang Berlanjut, BI: Berpotensi Gerus Investasi

Senin, 12 Agustus 2019 16:47 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo saat ditemui awak media usai mengikuti salat Jumat di masjid Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Juni 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia atau BI Dody Budi Waluyo mengatakan kinerja pertumbuhan investasi yang tak membahagiakan salah satunya disebabkan kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian akibat adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina. Dia mengatakan tekanan ekonomi global itu juga membuat kinerja ekspor terhambat.

"Jadi masih banyak room investasi tumbuh. Tapi, kenapa tumbuh rendah? Sebab ini tidak lepas dari permintaan produksi sendiri yang juga relatif tidak setinggi kalau ekspornya bisa tumbuh," kata Dody kepada sejumlah awak media di Kompleks Bank Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin 12 Agustus 2019.

Menurut Dody, ekspor yang tengah lesu inilah yang kemudian menekan produksi sehingga membuat minat investor berinvestasi berkurang. Karena itu, kata Dody, dengan ekspor melambat, permintaan produksi berkurang, otomatis membuat investasi berkurang sehingga akan menurunkan pendapatan devisa ekspor.

Tak hanya menggerogoti ekspor, kondisi perang dagang yang belum menunjukkan tanda-tanya penyelesaian juga mengguncang kondisi pasar keuangan. Kendati demikian, lanjut Dody, kondisi itu tak hanya terjadi bagi Indonesia, sejumlah negara yang berstatus emerging market juga mengalami hal serupa.

Dody menuturkan, untuk ikut membantu memperbaiki kondisi, Bank Indonesia telah melakukan beberapa kebijakan pendukung dari sisi moneter. Dia menjelaskan, beberapa di antaranya adalah dengan memastikan keberadaan likuiditas yang ada lewat operasi moneter. Kemudian, BI juga telah menurunkan giro wajib minimum atau GWM dan juga tingkat suku bunga acuan

"Jadi kami berikan kelonggaran terkait kebijakan moneter dari sisi Bank Indonesia," kata Dody.

Ke depan, kata Dody, ruang-ruang pelonggaran juga masih memungkinkan untuk dibuka khususnya untuk menurunkan tingkat suku bunga. Selain itu, BI telah memiliki sejumlah langkah untuk mengeluarkan kebijakan dari sisi makroprudensial untuk ikut mendorong sektor prioritas khususnya dari sisi ekspor.

Tak hanya itu, menurut Dody, BI juga ikut mendukung keberadaan finansial teknologi untuk, khususnya dalam memudahkan pembayaran sehingga membuat ekonomi menjadi lebih efisien. Dia mengatakan BI juga ikut mendorong peningkat kualitas produk dari sisi pengusaha UMKM dan juga berbasis syariah untuk mendorong inklusi perekonomian.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

13 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

13 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

16 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

19 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

2 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

2 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya