Sri Mulyani: Perbaiki 4 Hal Ini Agar Tahan Guncangan Global

Senin, 12 Agustus 2019 11:13 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019. Menteri Keuangan menyatakan telah mencairkan THR sebesar Rp19 triliun atau 19 persen dari proyeksi kebutuhan dana untuk membayar THR bagi PNS. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan empat hal fundamental yang perlu diperbaiki secara berkelanjutan supaya ekonomi Indonesia tahan terhadap guncangan ekonomi global. Keempat hal itu mencakup produktivitas, tingkat kompetitif terkait dengan defisit neraca berjalan, pendalaman pasar keuangan, dan kebijakan struktural untuk memperbaiki investasi.

Terkait hal itu, bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan, pemerintah tengah memperbaiki bauran kebijakan agar Indonesia mempunyai daya lentur atau resilience dalam menghadapi gejolak global maupun perubahan di dalam negeri. "Yang seringkali tidak bisa diprediksi dan dinamis seperti misalnya krisis keuangan atau kebijakan di negara-negara maju," kata Sri Mulyani seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan, Ahad, 12 Agustus 2019.

Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa pemerintah bekerja sama dengan para stakeholders terkait seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan telah melakukan bauran kebijakan yang tepat. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia antara lain melalui reformasi struktural dalam negeri.

Oleh karena itu, Sri Mulyani juga menekankan perlunya kemandirian ekonomi yang terutama bersumber dari dalam negeri agar Indonesia mampu bertahan apabila terjadi guncangan global. "Indonesia memiliki modal yang menjanjikan misalnya dari sisi jumlah penduduk, potensi ekonomi yang besar, dan geografi yang luas dan kekayaan alamnya."

Sebelumnya Sri Mulyani mengatakan Indonesia perlu mewaspadai terhadap kondisi volume perdagangan dunia yang diprediksi melemah hingga akhir tahun. Pelemahan terjadi seiring dengan menguatnya sentimen perang dagang Amerika Serikat dan Cina.

Ia juga menyebutkan, dalam pertemuan bersama menteri keuangan, gubernur bank sentral, serta deputi keuangan dan bank sentral negara-negara yang tergabung dalam G20 di Jepang sebelumnya, volume perdagangan tahun ini diprediksi menjadi yang terlemah sejak krisis ekonomi 2008. “Karena dulu ekonomi dunia tumbuh sehat, bisa mencapai 5 atau 6 persen. Kalau sekarang hanya tumbuh 2,6 persen,” ujar Sri Mulyani pertengahan Juni 2019 lalu.

Advertising
Advertising

BISNIS

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

10 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya