Destry Sebut Kebijakan Pelonggaran Moneter Masih akan Berlanjut

Rabu, 7 Agustus 2019 13:10 WIB

Pimpinan DPR Bambang Soesatyo (kedua kiri) dan Agus Hermanto (kiri) dan Utut Adiyanto (kanan) memperkenalkan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia terpilih, Destry Damayanti (kedua kanan) saat Rapat Paripuna ke-23 Masa Persidangan V Tahun 2018-2019 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 25 Juli 2019. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia atau BI Destry Damayanti mengatakan kebijakan easing monetery policy atau kebijakan pelonggaran moneter masih terus berlanjut dalam jangka waktu cukup panjang. Dia mengatakan, kelanjutan pelonggaran ini sejalan dengan tren ekonomi global dan sejumlah tingkat suku bunga di negara lain.

"Nampaknya kami melihat arah dari easing monetery policy ini akan terjadi dalam jangka waktu cukup panjang ke depan. Karena kita memang membutuhkan satu stimulus buat pertumbuhan ekonomi saat ini," kata Destry kepada awak media di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, Rabu 7 Agustus 2019.

Adapun sebelumnya, Mahkamah Agung melantik Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia periode 2019-2024 pada Rabu, 7 Agustus 2019. Pelantikan dimulai pada pukul 10.00 WIB yang dilakukan oleh Ketua MA Hatta Ali di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat.

Menurut Destry, kebijakan pelonggaran tersebut juga didasarkan dengan kondisi perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina yang belum diketahui akhirnya. Akibatnya, pelambatan ekonomi global yang diprediksi terjadi bakal semakin nyata.

Apalagi, kondisi tersebut juga diikuti dengan kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve yang semakin melakukan pelonggaran kebijakan moneter. Salah satunya The Fed telah menurunkan tingkat suku bunga menjadi 2,25 persen dari sebelumnya 2,50 persen.

Advertising
Advertising

"Jadi kalau kita lihat tren dari suku bunga atau ekonomi global trennya adalah perlambatan dan kebijakannya cenderung untuk lebih easing, atau cenderung untuk melonggarkan," kata Destry.

Sementara itu, dari sisi domestik, Destry mengatakan masih menunjukkan kondisi yang baik. Misalnya, kondisi moneter dari tingkat inflasi saat ini masih terjaga atau stabil di kisaran 3 persen selama 4 tahun. Core inflation yang berasal dari sisi volatile foods yang seringkali naik turun juga sudah mulai terkendali.

Kondisi stabilitas inflasi tersebut bisa terjaga karena penanganan lewar kolaborasi apik dari pemerintah pusat, daerah dan BI yang menjaga tidak hanya dari sisi demand side tapi dari supply side. Karena itu, tidak heran jika stabilitas juga terlihat dari sisi industri dan juga pertumbuhan kredit.

Berita terkait

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

16 jam lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

20 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

3 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

5 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

7 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

8 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

8 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

8 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

9 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

10 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya