Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi, 6 Agustus 2019, terus bergerak melemah dipicu meningkatnya tensi perang dagang Amerika Serikat dan Cina.
Pada pukul 9.52 WIB, rupiah bergerak melemah 77 poin atau 0,54 persen menjadi Rp14.332 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.255 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa, mengatakan, ketegangan perdagangan antara AS dan Cina yang kembali meningkat direspons negatif oleh pasar.
"Pelaku pasar global bereaksi negatif terhadap ketegangan yang meningkat ini dan melihat 'trade war' AS-Cina ini masih sebagai risiko global," ujar Lana.
Ketegangan perdagangan antara AS-Cina meningkat setelah Cina membalas ancaman pengenaan tarif oleh AS sebesar 10 persen terhadap barang impor China senilai US$ 300 miliar yang efektif pada 1 September 2019.
Cina membiarkan yuan melemah menembus 7 yuan per dolar AS dan meminta perusahaan Cina untuk menunda impor produk pertanian dari AS.
"Potensi penguatan rupiah sangat tergantung pada pergerakan mata uang yuan terhadap dolar AS. Jika Cina yuan masih melemah kemungkinan rupiah akan berlanjut melemah menuju Rp14.300 per dolar AS," kata Lana.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.344 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.231 per dolar AS.