Menteri Susi Dorong Ekosistem Rajungan Berkelanjutan

Senin, 29 Juli 2019 21:56 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengecek kapal MV NIKA (750GT) yang ditangkap Satgas 115 di Dermaga Golden Fish, Pulau Barelang, Batam, Kepulauan Riau, Senin, 15 Juli 2019. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kembali menangkap kapal illegal fishing yang merupakan buronan internasional. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Demak—Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mendorong ekosistem komoditas laut rajungan agar berkelanjutan. Untuk mencapai keberlanjutan ini, kata Menteri Susi, salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan tidak menangkap rajungan induk yang sedang bertelur.

“Lepas rajungan yang sedang bertelur, ini penting untuk menjaga ekosistem rajungan,” kata Menteri Susi, saat menghadiri sedekah laut yang digelar nelayan desa Betahwalang, Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, Senin 29 Juli 2019.

Kepada nelayan ia menjelaskan hasil uji laboratorium menunjukkan, seekor rajungan induk dalam sekali bertelur menghasilkan 1.3 juta bibit rajungan. Jika mati separuh masih 650 ribu, dan kalau mati lagi masih menyisakan 350 ribu.

Dengan rata-rata tingkat keberhasilan hidup 150 ribu rajungan yang dihasilkan dari satu indukan di laut, maka menghasilkan uang hingga Rp300 juta, dengan asumsi per ekor dijual Rp10 ribu dan berat rata-rata berat 2 ons.

“Ini potensi luar biasa anugerah nikmat yang diberikan tuhan bagi nelayan,” Menteri Susi menambahkan.

Advertising
Advertising

Menteri Susi juga minta nelayan menggunakan alat tangkap bubu yang dinilai lebih ramah lingkungan. Penggunaan alat tangkap jenis itu juga menjadikan rajungan lebih terjaga kulitasnya sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi.

Tercatat rajungan yang ditangkap dengan alat tangkap bubu dapat dijual seharga Rp75 ribu hingga Rp90 ribu per kilo gram. Sedangkan rajungan yang ditangkap dengan arad dijual dengan harga di bawah Rp70 ribu karena kondisinya rusak.

Rajungan merupakan komoditas penting dengan nilai ekspor hasil perikanan terbesar ketiga di Indonesia dengan tujuan ekspor utama adalah Amerika. Semakin tingginya permintaan rajungan memungkinkan terjadinya penurunan stok rajungan di alam. Hal inilah yang mendasari dilakukannya pengelolaan perikanan rajungan yang berkelanjutan agar sumber daya ini tetap lestari dan terus ada.

Data Statistik Perikanan Tangkap 2005-2014, kontribusi rajungan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 712 yang meliputi perairan Laut Jawa sebesar 46,6 persen. Hal itu menunjukkan WPP 712 merupakan penghasil rajungan terbesar di Indonesia.

“Data rajungan di Provinsi Jawa Tengah terdapat di Kabupaten Pemalang, Demak, Pati dan Rembang, ini harus dikeloal dengan baik,” kata Menteri Susi.

EDI FAISOL

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

2 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

5 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

5 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

5 hari lalu

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pilot project inovasi pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan sedimen memiliki dampak signifikan untuk kemakmuran/kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

5 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

6 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

7 hari lalu

KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggalang dukungan internasional untuk mewujudkan perluasan kawasan konservasi laut seluas 97,5 juta hektare (ha) atau setera 30 persen luas laut perairan Indonesia pada tahun 2045.

Baca Selengkapnya

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

13 hari lalu

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

ABK yang lari dari kapal ikan asing loncat ke laut dan berenang sejauh 12 mil. Satu tak selamat.

Baca Selengkapnya

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

14 hari lalu

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.

Baca Selengkapnya

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

14 hari lalu

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

KKP menduga kapal Cina ilegal itu masih berada di perairan sekitar Laut Aru.

Baca Selengkapnya