Laporan Keuangan Sudah Direvisi, Sanksi untuk Garuda Jalan Terus

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 28 Juli 2019 15:38 WIB

Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan (kanan) serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia (kedua kanan) menyampaikan keterangan terkait penyajian ulang laporan keuagan perseroan di kantor Garuda Indonesia, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat sore, 26 Juli 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. telah merevisi dan menyajikan ulang laporan keuangan tahun 2018-nya pada Jumat lalu. Meski demikian, sanksi yang dijatuhkan kepada maskapai pelat merah itu tetap melekat.

"Walaupun sudah ada rilis ulang, sanksi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Kemenkeu tetap dinyatakan berlaku," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti kepada Bisnis, Jumat 26 Juli 2019.

Seperti diketahui Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia telah memberikan sanksi terhadap Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2018.

Pihak Garuda diminta untuk melakukan penyajian ulang laporan keuangan tahun buku 2018. Tak hanya itu sanksi denda juga diberikan oleh Oritas Jasa Keuangan (OJK) kepada pihak Garuda.

Terkait denda tersebut, Nufransa memastikan bahwa pihak-pihak yang dijatuhkan sanksi oleh OJK, telah menunaikan kewajibannya.

Advertising
Advertising

"Direksi, komisaris dan korporasi GIAA yang terkena sanksi OJK sudah membayar kewajiban terkait sanksi masing," tukasnya.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah menyajikan ulang Laporan Keuangan perusahaannya periode tahun 2018. Hal itu sejalan dengan hasil putusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) beberapa waktu lalu.

"Dalam laporan restatement ini Garuda Indonesia mencatatkan net loss sebesar US$ 175,028 juta (sekitar Rp 2,45 triliun dengan kurs Rp 14.000 per dolar AS), dari sebelumnya laba sebesar US$ 5,018 juta (sekitar Rp 70,25 miliar)," ujar VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 Juli 2019.

Dalam laporan anyar itu, Garuda mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 4,37 Miliar, alias tidak mengalami perubahan dari laporan pendapatan sebelumnya. Sementara itu, pendapatan usaha lainnya alias pendapatan lain-lain, terkoreksi menjadi US$ 38,8 Juta dari sebelumnya US$ 278,8 juta.

BISNIS | CAESAR AKBAR

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

21 jam lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

21 jam lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

1 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

1 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

1 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

2 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya