Ekonom: Investasi Tak Hanya Butuh Penurunan Suku Bunga BI

Jumat, 26 Juli 2019 17:58 WIB

Foto udara aerial pembangunan simpang susun antara jalan tol Sumatra ruas Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) dan jalan tol Sumatera ruas Palembang-Indralaya (Palindra) di Desa Ibul Besar I, Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis, 18 Oktober 2018. Pembangunan jalan tol sepanjang 137 kilometer tersebut menghubungkan tiga kabupaten/kota dan menjadi salah satu pencapaian empat tahun pemerintahan Jokowi-JK di bidang pembangunan infrastruktur. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Para ekonom sepakat bahwa penurunan suku bunga acuan tidak akan serta merta membuat realisasi investasi membaik. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan investasi belum bisa tumbuh tinggi karena masih menghadapi masalah seperti perizinan, pembebasan lahan, pengupahan, hingga konsistensi kebijakan pemerintah pusat.

Selama masalah ini tidak diselesaikan,maka Piter meyakini investasi tidak akan mengalami lompatan, khususnya di Foreign Direct Investment (FDI). “Walau ada penurunan suku bunga dua sampai tiga kali di tahun ini,” kata dia saat ditemui dalam Press Talk Katadata di FX Sudirman, Kamis, 25 Juli 2019.

Sebelumnya pada 18 Juli 2019,Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin ke level 5,75 persen, setelah bertahan 6 persen sejak 15 November 2019.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap penurunan ini diikuti oleh tumbuhnya investasi di atas 6 persen pada semester kedua 2019.

Hingga kuartal pertama 2019, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memang mencatat realisasi investasi sebesar Rp 195,1 triliun, naik 5,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 yang sebesar Rp 185,3 triliun. Namun, Sri belum puas karena realisasi investasi sempat menyentuh angka 7 persen pada akhir 2018.

Adapun pada triwulan pertama 2019 tersebut, proporsi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah sebesar Rp 87,2 triliun, naik 14,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, Rp 76,4 triliun. Kondisi berbeda terjadi pada Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai angka Rp 107,9 triliun. Realisasi PMA ini turun tipis 0,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 108,9 triliun.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Piter menyebut kondisi yang sama terjadi pada penurunan pertumbuhan kredit oleh perbankan untuk mendorong pembiayaan investasi. Piter menilai penyaluran kredit perbankan terbatas lantaran perbankan juga mengalami kesulitan soal likuiditas. Oleh sebab itu, Piter menilai instrumen yang lebih kuat dan efektif untuk mendorong pertumbuhan kredit adalah dengan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM).

GWM adalah dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di Bank Indonesia (BI). “Itu sudah dilakukan BI, saya kira itu yang lebih berdampak di semester dua,” kata dia.

Penurunan GWM ini dilakukan BI pada 1 Juli 2019, lewat Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/14/PADG/2019 tentang Giro Wajib Minimum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional (BUK), Bank Umum Syariah (BUS), dan Unit Usaha Syariah (UUS).

Untuk BUKU, GWM turun dari 6,5 persen menjadi 6 persen: 3 persen untuk GWM harian dan 3 persen GWM rata-rata tetap. Untuk BUS dan UUS, GWM turun dari 5 persen menjadi 4,5 persen: 1,5 persen untuk GWM harian dan 3 persen GWM rata-rata tetap.

Selain Piter, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebutkan sedikitnya ada dua syarat utama untuk mendorong iklim investasi lebih bergairah. Dua syarat itu adalah penurunan suku bunga dan kemudahan perizinan usaha dan pembiayaan.

"Kalau bunganya turun, tapi dia untuk dapat izinnya susah ya ga bisa invest juga," kata Chatib saat ditemui dalam diskusi Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.

Selain kemudahan izin berusaha, persoalan pembiayaan juga dinilai sangat penting. "Kalau anda jalanin proyeknya gampang, tapi biayanya masih mahal, kan anda ga bisa invest juga, jadi kombinasi dari dua hal itu mesti jalan," kata Komisaris Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) ini.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memastikan pemerintah berkomitmen untuk mempercepat proses perizinan investasi sehingga investor tidak terlalu sudah mengurus-ngurus. Jika memang ditemui kendala perizinan investasi di suatu daerah, kata Luhut, pemerintah pusat akan langsung turun dan memanggil pemerintah daerah setempat. “Kami mau sapu semua itu biar cepat,” kata dia saat ditemui di kantornya di Jakarta Pusat.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

7 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

22 jam lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

1 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

1 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

1 hari lalu

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

Budi Arie yang mendampingi Jokowi saat bertemu Nadella mengatakan Microsoft akan berinvestasi secara signifikan dalam empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya