Gubernur BI Beri Sinyal Suku Bunga Acuan Bisa Turun Lagi

Reporter

Antara

Senin, 22 Juli 2019 13:36 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melontarkan sinyalemen kuat bahwa Bank Sentral bisa saja kembali menurunkan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" dalam lima bulan terakhir di 2019 jika laju inflasi terus terkendali, dan stabiltas terjaga sehingga terdapat ruang luas untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

"Untuk pelonggaran kebijakan moneter tetap terbuka, baik itu dari kebijakan likudiitas maupun penurunan suku bunga acuan lebih lanjut," kata Perry di depan anggota Badan Anggaran DPR dalam Rapat Laporan Semester I dan Prognosa Semester II 2019 di Jakarta, Senin, 22 Juli 2019.

Bank Sentral baru saja memangkas suku bunga acuannya pada 18 Juli 2019 pekan lalu menjadi 5,75 persen setelah delapan bulan berturut-turut bertahan di enam persen. Penurunan tersebut juga disebabkan sikap sebagian Bank Sentral di dunia yang mulai melonggarkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari ancaman perlambatan perekonomian global.

Setelah otoritas moneter memangkas suku bunga acuan pada pekan lalu, pelaku pasar merespons dengan cukup baik, terindikasi dari kurs rupiah yang menguat 22 poin atau 0,16 persen ke Rp13.938 per dolar AS, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak terapresiasi 53,25 poin atau 0,83 persen ke 6.456.

Perry mengatakan di semester II 2019, proyeksi parameter ekonomi makro Bank Sentral tidak jauh berbeda dengan pemerintah. Adapun asumsi makro ekonomi dari pemerintah untuk semester II 2019 adalah pertumbuhan ekonomi 5,2 persen secara tahuan (year on year/yoy), laju inflasi 3,1 persen (yoy), dan kurs rupiah sebesar Rp 14.303 per dolar AS

"Pertumbuhan ekonomi di semester II 2019 akan lebih baik, inflasi rendah, kurs rupiah menguat, suku bunga akan lebih rendah," ujar dia.

Penurunan suku bunga acuan Juli 2019 ini juga diyakini Bank Sentral tidak akan membuat bunga atau imbal hasil instrumen keuangan domestik kurang menarik dibanding negara-negara sepadan (peers) dan negara maju. Selisih perbedaan suku bunga Indonesia dengan negara lain masih lebar ditambah persepsi risiko investasi dari "Credit Default Swap/CDS" Indonesia kian menurun.

Jika merujuk pernyataan Perry pada Kamis (18/7) lalu saat pengumuman kebijakan Bank Sentral, masih terdapat selisih suku bunga antara acuan instrumen keuangan surat utang pemerintah AS (ertenor 10 tahun (US Treasury Yield) yang saat ini sebesar 1,9 persen - 2 persen, dengan Surat Berharga Negara Indonesia bertenor 10 tahun yang masih berada di kisaran tujuh persen. Selain itu, CDS Indonesia untuk pasar keuangan bertenor lima tahun saat ini berada di kisaran 80 poin, atau terus menurun dibanding Maret 2019 yang sebesar 100 poin.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara berharap penurunan suku bunga acuan Bank Sentral dapat memantik investasi ke dalam negeri karena biaya peminjaman dana (cost of borrowing) bagi swasta dan pemerintah akan menurun. Dia berharap investasi dapat bertumbuh hingga 5,2 persen pada tahun ini. Dengan begitu, dia berharap pelonggaran suku bunga kebijakan Bank Sentral dapat segera memompa pertumbuhan ekonomi domestik.

"Dan akan berlanjut di tahun depan, investasi bisa bertumbuh 5,3 persen. Itu dari investasi swasta dan pemerintah," ujar dia.

Pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral pada Juli 2019 adalah yang pertama kali sejak delapan bulan lalu atau November 2018 ketika suku bunga kebijakan dinaikkan ke level enam persen untuk membedung keluarnya aliran modal asing pada 2018. Secara total, di 2018, Otoritas Moneter menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1,75 persen hingga ke level enam persen.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya