LPS Klaim Jadi Lembaga Penjaminan Terbesar Ketiga di Asia
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 19 Juli 2019 15:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS Fauzi Ichsan menyebutkan pihaknya sebagai institusi yang mampu mengembangkan peran otoritas penjaminan dengan total aset yang terus meningkat hingga Rp 110 triliun meskipun jumlah karyawannya relatif tak banyak. Kenaikan jumlah aset ini seiring dengan penerimaan premi untuk pelaksanaan fungsi penjaminan dana simpanan nasabah.
"Sementara aset LPS sudah Rp 110 triliun, bulan ini kami akan terima premi Rp 6 triliun dan akhir tahun (aset) bisa Rp 120 triliun," kata Fauzi, di Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019. "LPS saat ini menjadi lembaga penjaminan dengan balance sheet ketiga terbesar di Asia setelah Jepang dan Korsel."
Selain aset yang besar, kata Fauzi, LPS juga tercatat sebagai otoritas yang paling berpengalaman dalam menangani bank gagal. Hingga kini, LPS tercatat telah menangani 96 bank perkreditan rakyat (BPR) dan satu bank umum. "Jadi kami paling berpengalaman dan aset juga terbesar dan karyawan kami paling ramping," ujarnya.
Fauzi mengemukakan, tantangan yang dihadapi pihaknya makin berat setiap tahun. Tak hanya melaksanakan fungsi penjaminan dana nasabah, LPS juga harus aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan.
Hal itu membuat LPS harus terus memperkuat sumber daya manusianya. "Kami baru saja menerima 107 karyawan baru fresh graduate dan itu sekaligus meningkatkan jumlah karyawan LPS dari 270 ke 380-an," ucap Fauzi.
Dalam waktu dekat, kata Fauzi, LPS juga akan memperkerjakan 30 orang profesional. "Targetnya dalam 2 tahun ke depan ada 500 karyawan dan itu sesuai dengan tugasnya," katanya.
Di sisi lain, Fauzi menambahkan pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Keuangan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. "Pada Januari 2020, sistem IT pelaporan bank di BI, OJK dan LPS akan terintegrasi. Ini milestone yang besar, artinya bank cukup satu pintu menyampaikan laporannya."
BISNIS