Menteri Darmin Optimis Surplus Neraca Perdagangan Bakal Berlanjut
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rahma Tri
Selasa, 16 Juli 2019 04:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis surplus pada neraca perdagangan bakal terus berlanjut kendati kondisi perekonomian global kurang mendukung.
Optimisme Darmin itu dikarenakan neraca perdagangan bulan Juni tetap surplus meskipun angka ekspor merosot. "Walaupun enggak banyak, itu menunjukkan tendensi semakin berlanjut dan akan surplus. Tapi memang situasi sedang tidak bagus," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 15 Juli 2019.
Belakangan, Darmin mengatakan turunnya angka ekspor pada Juni 2019 bukan hanya disebabkan oleh faktor musiman, yaitu libur lLbaran 2019. Ia mengatakan secara umum kondisi global sedang kurang sehat.
"Memang ekonomi dunia, perdagangan, sedang bermasalah," ujar Darmin. Di samping melambatnya ekonomi dunia, ia berujar sektor keuangan dunia juga tertekan.
<!--more-->
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat posisi neraca perdagangan pada Juni 2019 mengalami surplus sebesar US$ 196 juta atau dibulatkan menjadi US$ 0,2 miliar. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan performa kinerja ekspor dan impor pada bulan lalu terpengaruh cuti selama 9 hari pada masa Lebaran.
Suhariyanto menerangkan, nilai impor pada Juni 2019 tercatat sebesar US$ 11,58 miliar dan capaian ekspor sebesar US$ 11,78 miliar. Adapun surplus disebabkan oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$ 1.162,8 juta.
“Namun catatannya, neraca perdagangan dari Januari ke Juni 2019 masih mengalami defisit US$ 1,93 miliar,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di kantor BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat.
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia sepanjang Juni turun 8,98 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dibanding bulan lalu, kinerja ekspor mengalami penurunan 20,54 persen. Penurunan terjadi untuk ekspor migas dan non-migas.
Kinerja impor juga tercatat menurun untuk migas dan non-migas. Turunnya nilai impor seluruh komponen migas sebesar US$ 469,2 juta dan non-migas US$ 2.553,7 juta dibanding Mei 2019. Suhariyanto mengatakan penurunan kinerja neraca perdagangan dipengaruhi oleh melorotnya beberapa harga, seperti minyak kelapa sawit, batu bara, seng, tembaga, dan besi.
CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY