Restrukturisasi, Bentoel Group Tetap Jalankan Produksi Rokok

Minggu, 7 Juli 2019 12:03 WIB

Karyawan sedang mengepak sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin di pabrik Grup Bentoel di Desa Karanglo, Singosari, Malang, Jawa Timur, 5 Agustus 2008. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang - Produsen rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (Bentoel Group) menyatakan bahwa perubahan struktur perseroan menjadi holding tidak membuat aktivitas konsultasi manajemen sebagai bisnis utama. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah efisiensi dalam proses produksi.

Baca: Bentoel Akan Pangkas Jumlah Anak Perusahaan

Head of Government Affairs Bentoel Group Iwan Kaldjat mengatakan bahwa perseroan melakukan konsolidasi terhadap 16 anak perusahaan perseroan menjadi 4 anak usaha yang berkutat di bidang produksi rokok, pengolahan tembakau, logistik, distribusi. "Walau menjadi entitas holding, perseroan masih melakukan proses produksi rokok," ujarnya, Jumat, 5 Juli 2019.

Sebelumnya diketahui kinerja laporan keuangan perseroan sempat makin bergerak jauh di zona merah dengan angka kerugian pada 2018 yang membesar 26,74 persen menjadi Rp 608,46 miliar. Sementara sebelumnya kerugian perusahaan mencapai Rp 480,06 miliar. Pada kuartal I tahun 2019 perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 83,30 miliar.

Presiden Komisaris Independen Bentoel Group Hendro Martowardojo mengatakan pihaknya menargetkan kinerja keuangan perseroan pada akhir tahun ini positif. Oleh karena itu, dewan komisaris mengarahkan agar perseroan untuk melakukan efisiensi dan menjual produk lebih banyak.

Advertising
Advertising

SMD Production Manager Bentoel Group Adhe Sona Wijanarko mengatakan bahwa orientasi pabrik pembuat rokok adalah pasar ekspor. Hal tersebut ditunjukkan dengan menjadikan kawasan tempat pabrik berdiri sebagai kawasan berikat. "Dengan kata lain, hampir seluruh produk olahan tembakau yang masuk dan keluar dari kawasan tersebut berkaitan dengan kegiatan ekspor-impor," ujarnya.

Selain itu, Adhe berujar 80 persen dari produksi rokok perseroan dialokasikan untuk pasar global, sementara selebihnya ditujukan untuk pasar domestik. Adapun, pabrik perseroan dapat memproduksi puluhan miliar batang per tahun.

Bentoel Group adalah perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini berpusat di Jakarta dan Malang. Pada 17 Juni 2009, perusahaan ini diakuisisi oleh British American Tobacco, perusahaan rokok terbesar kedua di dunia dengan saham 85 persen.

Baca: Alasan Gudang Garam Enggan Lirik Bisnis Rokok Elektrik

Selanjutnya pada 25 Agustus 2009, BAT menaikkan kepemilikan saham di perusahaan rokok Bentoel Group hingga 99 persen. Pada awal 2010, BAT Indonesia resmi bergabung dengan Bentoel. Namun, pada 7 September 2011, BAT resmi menjual 13 persen saham Bentoel ke pihak UBS cabang London.

BISNIS

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

6 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

11 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

11 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya